Hutang merupakan sumber pendanaan yang berasal dari eksternal, dan menjadi salah satu komponen penting dalam strategi keuangan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Namun, keputusan untuk mengambil hutang juga bersifat sensitif, karena dapat mempengaruhi risiko dan stabilitas keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh faktor-faktor kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, free cash flow , dan pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2018-2022. Selain itu, penelitian ini juga menelaah peran profitabilitas dan likuiditas sebagai variabel moderasi dalam hubungan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan memanfaatkan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan total 58 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah moderated regression analysis (MRA) untuk menguji hubungan antara variabel independen dan dependen dengan mempertimbangkan efek moderasi dari profitabilitas dan likuiditas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Sebaliknya, free cash flow dan ukuran perusahaan ditemukan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kebijakan hutang. Analisis moderasi mengungkapkan bahwa profitabilitas memiliki kemampuan untuk memperlemah pengaruh free cash flow dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang. Di sisi lain, likuiditas ditemukan mampu memoderasi dan memperkuat pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang.
Kata Kunci : Kebijakan Hutang, profitabilitas, likuiditas, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, Free cash flow , pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan.