TINGKAT KONSUMSI GULA DAN LEMAK ANTARA REMAJA OBESITAS DAN NON OBESITAS USIA 15-18 TAHUN DI SMAN 1 KOTA MOJOKERTO

SUGAR AND FAT CONSUMPTION LEVELS BETWEEN OBESITY AND NON OBESITY TEENAGERS AGED 15-18 AT SMAN 1 MOJOKERTO CITY

        Obesitas adalah keadaan malnutrisi dengan peningkatan berat badan yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan asupan energi. Faktor utama pemicu terjadinya obesitas secara langsung adalah tingkat konsumsi. Salah satu tingkat konsumsi yang terkait dengan obesitas yaitu tingginya konsumsi gula dan lemak. Dengan berkembangnya zaman, remaja saat ini lebih cenderung memilih jajanan berlemak dan berasa manis yang tinggi energi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat konsumsi gula dan lemak antara remaja obesitas dan non obesitas, serta menganalisis besar resikonya (odd ratio). Lokasi penelitian di SMAN 1 Kota Mojokerto dengan waktu pengambilan data pada bulan September 2022. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode observational analitik komparatif dan rancangan penelitian menggunakan case control. Sampel terdiri dari 54 remaja obesitas dan 54 remaja non obesitas usia 15-18 tahun dengan pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan menerapkan matching pada jenis kelamin responden. Penentuan status gizi remaja menggunakan bantuan software WHO Antro Plus dengan acuan z-skor indeks massa tubuh/umur (IMT/U). Pengukuran tingkat konsumsi menggunakan instrumen semi-kuantitatif FFQ dengan teknik wawancara selama periode 3 bulan terakhir. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Mann Whitney dan besar resiko (odd ratio) pada tingkat konsumsi gula menunjukkan nilai p-value 0,13 dan OR= 2,6. Sedangkan hasil uji bivariat tingkat konsumsi lemak menunjukkan nilai p-value 0,00 dan OR 10,8. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat konsumsi gula antara remaja obesitas dengan non obesitas, serta remaja dengan tingkat konsumsi gula berlebih (>50 g/hari) beresiko 2,6 kali lebih besar mengalami obesitas. Sedangkan ada perbedaan yang signifikan pada tingkat konsumsi lemak antara remaja obesitas dengan non obesitas dan remaja dengan tingkat konsumsi lemak berlebih (>67 g/hari) beresiko 10,8 kali lebih besar mengalami obesitas. Rata-rata konsumsi gula pada kelompok obesitas adalah 55,34 ± 17,69 g/hari dan non obesitas sebesar 46,45 ± 15,16 g/hari. Sedangkan rata-rata konsumsi lemak pada kelompok obesitas  77,85 ± 23,66 g/hari dan non obesitas sebesar 42,27 ± 21,76 g/hari.

Kata kunci : Obesitas, malnutrisi, indeks massa tubuh, gula, lemak.

         Obesity is a state of malnutrition with increased body weight caused by an imbalance in energy intake. The main factor triggering the occurrence of obesity directly is the level of consumption. One of the consumption levels associated with obesity is the high consumption of sugar and fat. With the development of the times, today's teenagers are more likely to choose fatty and sweet snacks that are high in energy. The purpose of this study was to determine the difference in the level of consumption of sugar and fat between obese and non-obese adolescents, and to analyze the risk (odds ratio). The research location was at SMAN 1 Mojokerto City with data collection time in September 2022. This type of quantitative research used a comparative analytic observational method and the research design used case control. The sample consisted of 54 obese adolescents and 54 non-obese adolescents aged 15-18 years. The sample selection used a purposive sampling technique and applied matching to the sex of the respondents. Determination of the nutritional status of adolescents using the WHO Antro Plus software with reference to the z-score of body mass index/age (BMI/U). Measuring the level of consumption using a semi-quantitative FFQ instrument with interview techniques over the last 3 months. The results of bivariate analysis using the Mann Whitney test and the odds ratio at the level of sugar consumption showed a p-value of 0.13 and OR = 2.6. Meanwhile, the results of the bivariate test for the level of fat consumption showed a p-value of 0.00 and an OR of 10.8. So it can be concluded that there is no difference in the level of sugar consumption between obese and non-obese adolescents, and adolescents with excess sugar consumption levels (> 50 g/day) are 2.6 times more likely to be obese. While there is a significant difference in the level of fat consumption between obese and non-obese adolescents and adolescents with excess fat consumption levels (> 67 g/day) are 10.8 times more likely to be obese. The average consumption of sugar in the obese group was 55.34 ± 17.69 g/day and non-obese was 46.45 ± 15.16 g/day. While the average fat consumption in the obese group was 77.85 ± 23.66 g/day and non-obese was 42.27 ± 21.76 g/day.

Keywords: Obesity, malnutrition, body mass index, sugar, fat.