ABSTRAK
Bersepeda bagi sebagian masyarakat Indonesia merupakan moda transportasi yang saat ini kurang populer, walapun banyak komunitas sepeda yang ada di Indonesia. Bersepeda dianggap sebagai budaya gaya hidup sehat masyarakat dunia, budaya yang diciptakan untuk membangun tren go green dan budaya cinta lingkungan, budaya yang di bentuk untuk menjaga kualitas alam demi kelangsungan kehidupan manusia namun nilai fungsi sepeda hanya digunakan sebagai alat rekreasi. Peneliti berangkat dari ketertarikan adanya fenomena komunitas sepeda yang merupakan kumpulan dari penggiat olahraga bersepeda, dan berfokus pada komunitas sepeda yang terbentuk di kota Surabaya
Menggunakan pemahaman Pierre Bourdieu tentang praktik dengan rumus “(Habitus x Modal) + Arena = Praktik” penelitian ini berusaha untuk menjelaskan tujuan dari penelitian yakni untuk memahami habitus bersepeda komunitas Strattos Cycling Club (SCC), sekaligus memahami praktik sosial pada komunitas Strattos Cycling Club (SCC). Penelitian yang memfokuskan pada komunitas Strattos Cycling Club (SCC) menggunakan pendekatan etnometodologi yang mengembangkan perhatian pada analisis percakapan, sehingga dalam pemilihan bahasa yang dilakukan ketika menghadapi orang lain akan terlihat modal seseorang serta rana dalam interaksi sosial tersebut.
Hasil penelitian diemukan bahwa habitus dalam komunitas Strattos Cycling Club (SCC) 1. “Seduluran sak lawase” yang menekannkan pada nilai kekluargaan 2. “Budal bareng moleh bareng” yang menekankan pada hal saling menyemangati untuk bersepeda 3. Ingat rawon ingat SCC yang dijadikan sebagai simbol keakraban dalam komunitas. Praktik sosial dapat dilihat dari adanya kepengurusan yang mengatur dan mengkoordinasikan kelompok Strattos Cycling Club (SCC) dengan membentuk struktur kepengurusan ketua, bendahara dan sekertaris yang merasal dari modal modal yang dimilikinya.
Kata Kunci: Habitus, Praktik Sosial, Komunitas, Sepeda.
Using Pierre Bourdieu's understanding of practice with the formula "(Habitus x Capital) + Arena = Practice" this study seeks to explain the purpose of the study to understand the Strattos Cycling Club (SCC) community cycling habitus, while understanding social practices on the community Strattos Cycling Club ( SCC). Research focusing on the Stratos Cycling Club (SCC) community uses an ethnometodology approach that develops attention to conversational analysis, so that language selection when dealing with other people will show one's capital and shutter in the social interaction.
The results of the study found that habitus in the community Stratos Cycling Club (SCC) 1. "Seduluran sak lawase" which emphasizes the value of citizenship 2. "Budal bareng moleh bareng" which emphasizes on encouraging each other to ride cycling 3. Remember Rawon remembers SCC as a a symbol of familiarity in the community. Social practice can be seen from the management that regulates and coordinates the Strattos Cycling Club (SCC) group by forming the management structure of the chairman, treasurer and secretary who is based on the capital that they have.
Keyword: Habitus, Social Practice, Community, Bicycles