Alat penetasan telur merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keberhasilan penetasan ayam dengan mencoba meniru perilaku induk ayam seperti suhu, kelembaban dan perlakuan indukan ayam. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan sebuah inkubator yang menggunakan Raspberry Pi 3 untuk mengatur suhu, kelembapan, dan pemantauan telur. Pada penelitian ini, sistem IoT (Internet of Things) yang menggunakan aplikasi Raspcontroller digunakan untuk mengendalikan dan memantau kondisi inkubator serta memantau telur yang fertil. Untuk memastikan ketepatan pengukuran suhu dan kelembaban, sensor DHT-11 diuji dengan memberikan suhu yang berbeda di sekitarnya, dan diperoleh tingkat akurasi suhu sebesar 99,2% dan kelembaban sebesar 98,41%. Hasil menunjukkan bahwa sensor DHT-11 dapat digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya pengamatan untuk menentukan jumlah lampu pijar yang digunakan dengan memanipulasi jumlah antara 1, 2, dan 3 lampu pijar. Berdasarkan hasil pengamatan, penelitian menggunakan tiga ampu pijar yang ditempatkan sebelah kanan, kiri dan belakang. Hasil pengukuran menunjukkan tingkat akurasi sebesar 99,02% untuk suhu dan 97,89% untuk kelembapan. Selanjutnya, penelitian melibatkan masa penetasan telur selama ±21 hari dengan menggunakan 30 telur. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 5 dari 30 telur tidak fertil atau tidak dibuahi oleh ayam jantan. Oleh karena itu, penelitian ini akan melakukan pengamatan pada 25 telur yang masih fertil. Pemantauan telur fertil dilakukan pada hari ke-1, 5, 12, 18, dan 20 melalui kamera Raspberry-Pi yang terhubung dengan aplikasi Raspcontroller. Hasil pengamatan selama proses penetasan menunjukkan bahwa terdapat 2 telur yang gagal menetas, dengan tingkat keberhasilan penetasan sebesar 92%. Satu telur gagal menetas karena proses penetasan yang tidak berhasil, satu telur lainnya gagal karena calon ayam tidak mampu memecahkan cangkang telur. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan penetasan telur, termasuk kualitas telur yang buruk dan masalah fisik pada calon anak ayam yang menghambat kemampuan mereka untuk menetas akibat kekurangan energi.
In The hatchery tool is one way to increase the success of hatching chickens by trying to imitate the behavior of the hen, such as temperature, humidity and treatment of the hen. Research was conducted to develop an incubator that uses Raspberry-pi 3 to regulate temperature, humidity, and monitor eggs. In this study, an IoT (Internet of Things) system that uses the Raspcontroller application is used to control and monitor incubator conditions and monitor fertile eggs. To ensure the accuracy of temperature and humidity measurements, the DHT-11 sensor was tested by providing different temperatures around it, and obtained an accuracy of 99.2% for temperature and 98.41% for humidity. The results show that the DHT-11 sensor can be used in this study. Furthermore, observations were made to determine the number of incandescent lamps used by manipulating the number between 1, 2 and 3 incandescent lamps. Based on the observations, the study used three incandescent lamps placed on the right, left and rear. The measurement results show an accuracy rate of 99.02% for temperature and 97.89% for humidity. Furthermore, the study involved an egg hatching period of ± 21 days using 30 eggs. The results showed that 5 out of 30 eggs were infertile or not fertilized by roosters. Therefore, this study will observe 25 fertile eggs. Monitoring of fertile eggs was carried out on days 1, 5, 12, 18, and 20 via a Raspberry-Pi camera connected to the Raspcontroller application. Observations during the hatching process showed that 2 eggs failed to hatch, with a hatching success rate of 92%. One egg failed to hatch due to an unsuccessful hatching process, while the other egg failed because the prospective chick was unable to crack the eggshell. There are various factors that can contribute to hatch failure, including poor egg quality and physical problems in chicks that hinder their ability to hatch due to a lack of energy.