Peralihan kurikulum lama yaitu kurikulum K13 Revisi menjadi kurikulum merdeka belajar telah diimplementasikan dari jenjang dasar hingga menengah. Perubahan sistem pendidikan ini merupakan salah satu langkah untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul dan menjunjung tinggi Profil Pelajar Pancasila serta menyipkan peserta didik untuk menghadapi perubahan sosial, budaya, duni kerja dan kemajuan teknologi yang kian berkembang pesat. Dengan adanya hal ini maka dilakukan sebuah pengembangan produk berupa bahan ajar berbentuk modul untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Modul disebut juga sarana untuk belajar mandiri karena di dalamnya terdapat petunjuk untuk belajar mandiri, selain itu dengan pemanfaatan dan bantuan teknologi modul dapat diakses kapanpun dan dimanapun sehingga peserta didik dapat membaca dan mempelajari materi berulang kali apabila dirasa ada materi yang belum dipahami. Hal ini selaras dengan kurikulum yang digunakan sekarang, yaitu kurikulum merdeka belajar. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kelayakan modul; (2) mengetahui hasil belajar peserta didik setelah dilakukan pembelajaran menggunakan modul; (3) keterlaksanaan pembelajaran dengan modul mata pelajaran dasar-dasar teknik konstruksi elemen teknik ukur tanah. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X TKP SMK Negeri 2 Surabaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah 4-d dan teknik pengumpulan data dengan cara (1) wawancara; (2) Validasi untuk penilaian validitas modul; (3) lembar observasi yang berfungsi untuk mengecek keseluruhan kegiatan pembelajaran sudah terlaksana sesuai rencana atau tidak; (4) tes, dilakukan di akhir pembelajaran (posttest).. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kelayakan materi dan bahan ajar modul mendapat rerata presentase dari dua validator sebesar 86,6% dan tergolong dalam kategori sangat layak; (2) hasil belajar setelah penerapan modul dasar-dasar teknik konstruksi pada masing-masing kelas didapatkan presentase sebesar 82,9% untuk X TKP I dan 81,02% untuk X TKP II, kemudian diambil rata-ratanya dan didapatkan presentase sebesar 81,9%. Hal ini merujuk pada 81,9% peserta didik kelas X TKP SMK Negeri 2 Surabaya telah mengalami ketuntasan hasil belajar dengan KKM 75, ketuntasan belajar dari kelas X TKP I dan II mencapai 64 peserta didik tuntas dengan presentase 91,428%, serta 6 peserta didik tidak tuntas dengan presentase sebesar 8,571%. Suatu modul dinyatakan efektif apabila 80% peserta didik yang mengikuti pembelajaran mampu mencapai nilai acuan; (3) keterlaksanaan uji bahan ajar modul pada mata pelajaran dasar-dasar teknik konstruksi, elemen ukur tanah yang telah dilakukan mendapatkan presentase sebesar 91% untuk kelas X TKP I dan sebesar 88,4 % untuk kelas X TKP II. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran termasuk dalam kriteria Sangat Baik.
The transition from the old curriculum, namely the Revised K13 curriculum, to an independent learning curriculum has been implemented from elementary to secondary levels. This change in the education system is one of the steps to produce superior human resources, uphold the Profil Pelajar Pancasila, and prepare students to face social, cultural, and world of work changes and increasingly rapid technological advances. With this in mind, product development was carried out in the form of teaching materials in the form of modules to support learning activities. Modules are also called a means for independent learning because they contain instructions for independent learning. Apart from that, with the use and assistance of technology, the modules can be accessed anytime and anywhere so that students can read and study the material repeatedly if they feel there is material they do not understand. This is in line with the curriculum currently used, namely the independent learning curriculum. This research aims to (1) determine the feasibility of the module; (2) know the learning outcomes of students after learning using the module; (3) implement learning with the primary subject module of construction techniques, elements of land measuring techniques. The population in this study were all students in class X TKP SMK Negeri 2 Surabaya.
The method used in this research is 4-d, and data collection techniques are (1) interviews, (2) Validation to assess module validity; (3) an observation sheet which functions to check whether all learning activities have been carried out according to the plan or not; (4) test, carried out at the end of learning (posttest). The results of this research show that (1) the feasibility of the material and teaching materials for the module received an average percentage from the two validators of 86.6% and was classified in the very feasible category; (2) learning outcomes after applying the basics of construction engineering module in each class obtained a percentage of 82.9% for X TKP I and 81.02% for X TKP II, then the average was taken, and a percentage of 81 was obtained. 9%. This refers to 81.9% of class 64 students completed learning completion from class A module is declared effective if 80% of students who take part in the learning can achieve the reference score; (3) the implementation of the module teaching material test on the basics of construction engineering subject, the land surveying element which has been carried out gets a percentage of 91% for class X TKP I and 88.4% for class X TKP II. From these results, it can be concluded that learning is included in the Very Good criteria.