SISIK MELIK EKSPEKTASI GENDER: KARAKTER ABANG SALLEH PADA TV SERIES UPIN & IPIN
GENDER EXPECTATION : UNDERSTANDING THE CHARACTER OF ABANG SALLEH IN TV SERIES UPIN & IPIN
Episode spesial Raya Penuh Makna dari serial animasi Upin & Ipin telah menimbulkan diskursus di media sosial tentang persepsi terhadap identitas dan ekspresi gender feminim, terutama bagi sosok yang dianggap sebagai laki-laki dan harus bertindak maskulin. Animasi memiliki peran penting dalam diskursus budaya karena digunakan sebagai sarana hiburan dan edukasi anak. Oleh karena, itu representasi yang ditampilkan dalam animasi, dianalisis secara kritis guna mengetahui hubungan interaksi sosial terhadap produk visual. Penelitian tentang karakter Abang Salleh ini mengeksplorasi kemunculan tanda-tanda ekspektasi gender mempengaruhi desain karakternya. Penelitian ini menggunakan metode adalah kualitatif deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara formal hasil analisis Semiotika Roland Barthes dan Manga Matrix. Temuan dalam penelitian ini, Abang Salleh memiliki banyak penanda sifat feminim yang memenuhi ekspektasi gender pada perempuan, namun di saat bersamaan masih memiliki sifat yang ada pada karakter laki-laki. Temuan selanjutnya, bagaimana konsep "avoidance of femininity" dalam ekspektasi gender memiliki pengaruh terhadap desain karakter Abang Salleh, beserta perubahannya. Penelitian ini menunjukkan data analisis kritis tentang bagaimana ekspektasi gender dapat memengaruhi representasi dalam serial animasi dan media.
Kata Kunci: Animasi, Ekspektasi, Gender, Analisis, Semiotika.
The special episode "Raya Penuh Makna" of the animated series Upin & Ipin has sparked a social media discourse about perceptions of feminine identity and expression, particularly for individuals who are seen as masculine and expected to act in a masculine way. Animation has an important role in cultural discourse as it is used as a means of entertainment and education for children. Therefore, the representation shown in animation is critically analyzed to understand the relationship between social interaction and the visual product. This study on the character Abang Salleh explores how the emergence of gender expectation signs affects the design of his character. The method used is qualitative descriptive, which aims to formally describe the results of a semiotic analysis using Roland Barthes' theories and manga matrix. The findings of this study show that Abang Salleh has many feminine traits that meet gender expectations for women, but at the same time still has characteristics that are present in male characters. Another finding is how the concept of "avoidance of femininity" in gender expectations has an influence on the design of the Abang Salleh character and its changes. This research presents critical analysis data on how gender expectations can affect representation in animated series and media.
Keywords: Animation, Expectation, Gender, Analysis, Semiotics.