ANALISIS STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) TES KETERAMPILAN TEKNIK PASSING PADA BOLABASKET

ANALYSIS OF STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) IN PASSING TECHNIQUE SKILL TEST IN BASKETBALL

Permainan bolabasket memiliki gerakan teknik dasar yang harus dikuasai seorang atlet karena dapat menunjang keterampilan bermain yang efektif dan efisien. Salah satu gerakan dasar tersebut yaitu teknik passing. Tidak mudah bagi atlet untuk menguasai teknik passing yang baik dan benar, oleh sebab itu diperlukan latihan yang sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bentuk latihan teknik passing sudah memenuhi SOP dalam meningkatkan keterampilan passing atlet. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan metode pengembangan menggunakan model 4D (Four-D Models). Hasil penelitian berupa pengembangan tes passing dengan jenis chest pass diam ditempat secara berpasangan dua orang dengan total 36 atlet selama 30 detik. Hasil analisis menunjukkan 55,6% mendapat kategori cukup, 30,6% mendapat kategori kurang dan 13,9% mendapat kategori kurang sekali. Sedangkan untuk kategori baik dan baik sekali tidak ada atau 0%. Sehingga disimpulkan bahwa pengembangan tes passing yang dimiliki atlet masih terbilang kurang, ditandai dengan tidak adanya atlet yang tergolong ke dalam kategori baik atau baik sekali

Permainan bolabasket memiliki gerakan teknik dasar yang harus dikuasai seorang atlet karena dapat menunjang keterampilan bermain yang efektif dan efisien. Salah satu gerakan dasar tersebut yaitu teknik passing. Tidak mudah bagi atlet untuk menguasai teknik passing yang baik dan benar, oleh sebab itu diperlukan latihan yang sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bentuk latihan teknik passing sudah memenuhi SOP dalam meningkatkan keterampilan passing atlet. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan metode pengembangan menggunakan model 4D (Four-D Models). Hasil penelitian berupa pengembangan tes passing dengan jenis chest pass diam ditempat secara berpasangan dua orang dengan total 36 atlet selama 30 detik. Hasil analisis menunjukkan 55,6% mendapat kategori cukup, 30,6% mendapat kategori kurang dan 13,9% mendapat kategori kurang sekali. Sedangkan untuk kategori baik dan baik sekali tidak ada atau 0%. Sehingga disimpulkan bahwa pengembangan tes passing yang dimiliki atlet masih terbilang kurang, ditandai dengan tidak adanya atlet yang tergolong ke dalam kategori baik atau baik sekali