BENTUK TARI SESANDURAN KARYA SUMARDI
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk tari “Sesanduran” karya Sumardi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori bentuk menurut Sumandiyo Hadi. Sumber data dalam penelitian ini yaitu Sumardi selaku koreografer, Purwo Suleksono penata musik, Efrin Umma sebagai penari, dan Ismiati penata rias busana. Teknik pengumpulan data menggunakan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi waktu untuk membuktikan keabsahan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari “Sesanduran” tari Tradisi garapan baru yang disajikan pada ajang kompetisi Parade Tari Nusantara 2014, terinspirasi gerak adegan Bancik Sandur terdiri dari enam, Tutup buka kudhung, Bancik Endhog, Kendhi, Dengkul, Pundak, dan Kalongking dengan ciri khas gerak Tubanan. Judul tari “Sesanduran” berarti bermain Sandur, dimana menggambarkan fase kehidupan manusia dari lahir hingga berpulang Kepada Yang Maha Kuasa. Penataan rias dan busana dibuat serasi tampak lebih segar, simple dan bernuansa hidup. Menggunakan irah-irahan Cawik dan celana batik gedog merupakan ciri khas dari Tuban. Musik iringan yang dibuat persis seperti kesenian Sandur dengan alat musik kendhang dan gong bumbung. Tempat pertunjukan tari “Sesanduran” dilaksanakan pada Panggung semi terbuka. Menggunakan properti rontek, telur, kendhi, ubo rampe (sesaji), dan sampur. Tari “Sesanduran” ditarikan oleh sembilan penari puteri, dan tiga penari pendukung putera untuk menipu pandangan juri dan penonton.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Tari Sesanduran merupakan karya tari yang kompleks dari sudut bentuknya, mulai dari gerak tari, teknik, gaya, pola lantai, iringan musik, tata rias, busana, penari, properti, dan tata panggung. Dari beberapa bentuk dalam tari Sesanduran terdapat icon khas yang menggambarkan gerak tari khas Tubanan, gaya gerak Sumardi, iringan musik dengan teknik acapella, lalu busana terdiri dari motif batik gedog. Icon menjadi salah satu sasaran pengenalan ciri khas yang dilakukan Sumardi agar Tuban lebih dikenal di luar daerah melalui karya-karya yang diciptakan.
The purpose of this study is to describe the dance form "Sesanduran" by Sumardi. This study uses a qualitative method with the theory of form according to Sumandiyo Hadi. The data sources in this study were Sumardi as the choreographer, Purwo Suleksono as the music director, Efrin Umma as the dancer, and Ismiati as the fashion make-up artist. Data collection techniques using observation, interviews and documentation. Data analysis was carried out in a qualitative descriptive manner with data reduction steps, data presentation and drawing conclusions. Data validity uses source triangulation, method triangulation and time triangulation to prove the validity of the data.
The results showed that the new traditional dance "Sesanduran" presented at the 2014 Archipelago Dance Parade competition, was inspired by the movements of the Bancik Sandur scene consisting of six, Tutup buka kudhung, Bancik Endhog, Kendhi, Dengkul, Shoulders, and Kalongking with characteristic movements Tubanan. The title of the dance "Sesanduran" means playing Sandur, which describes the phases of human life from birth to passing away to the Almighty. Make-up and clothing arrangements are matched to look fresher, simpler and have a lively feel. Using Cawik clothes and gedog batik pants is a characteristic of Tuban. The iringan music is made exactly like Sandur's art with the kendhang and gong gong instruments. The place for the "Sesanduran" dance performance is held on a semi-open stage. Using the properties of rontek, eggs, kendhi, ubo rampe (offerings), and sampur. The "Sesanduran" dance is danced by nine female dancers, and three male supporting dancers to deceive the views of the jury and the audience.
From this it can be concluded that the Sesanduran Dance is a complex dance work from the point of view of its form, starting from dance moves, techniques, styles, floor patterns, musical accompaniment, make-up, clothing, dancers, props, and stage setting. Of the several forms in the Sesanduran dance, there are distinctive icons depicting the typical Tubanan dance moves, Sumardi's style of movement, musical accompaniment with the acapella technique, then clothing consisting of gedog batik motifs. Icon is one of the targets for the identification of characteristics by Sumardi so that Tuban is better known outside the region through the works he creates.