REPRESENTASI NILAI KEBAHARIAN DALAM NOVEL MATA DAN MANUSIA LAUT KARYA OKKY MADASARI: PERSPEKTIF MEMORI KOLEKTIF
REPRESENTATION NAUTICAL VALUE IN NOVEL MATA DAN MANUSIA LAUT BY OKKY MADASARI: PERSPECTIVE OF MEMORY COLLECTIVE
Memori merupakan tempat untuk menyimpan peristiwa-peristiwa yang pernah hadir di masa lalu. Memori tidak dapat lepas dari peran sosial di masyarakat. Hubungan yang terjalin antar individu membawa memori kepada kepemilikan kelompok, sehingga memori tersebut menjadi ingatan bersama (kolektif). Memori yang dihadirkan di dalam novel Mata dan Manusia Laut karya Okky Madasari menjadi terlihat menarik untuk dibaca. Kehadiran memori tersebut memberikan petunjuk bahwa setiap tokoh menyimpan memori dan proses pewarisannya yang berbeda-beda, serta memberikan dampak signifikan terhadap laku hidup generasi penerus memori tersebut, sehingga novel Mata dan Manusia Laut karya Okky Madasari menarik untuk diteliti.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang bentuk memori kolektif, proses pewarisan memori kolektif, dan hasil pewarisan memori kolektif dalam novel Mata dan Manusia Laut karya Okky Madasari Metode penelitian ini adalah kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk memori kolektif dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk; memori falshbulb, memori generasi, dan memori tradisi. Bentuk dari memori flashbulb, yaitu memori tentang sampan, bayi yang dibuang di laut, waktu untuk menangkap ikan, memori tentang tsunami, memori tentang masalembo, dan memori tentang orang hanyut di laut. Lalu bentuk memori generasi, yaitu tentang cara menyalakan api dan menunggu tungku, cara menangkap ikan, makanan khas daerah Sulawesi, nyanyian pemanggil lummu, dan dongeng. Kemudian bentuk memori tradisi, yaitu penggunaan marga, menikah diusia muda, ritual duata, membuang tali pusar di laut, dan upacara karia.
Lalu proses pewarisan memori dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu enkulturasi dan sosialisasi. Pewarisan secara enkulturasi dilakukan dengan cara pembiasaan yang dilakukan sejak individu lahir, seperti nama leluhur atau marga yang digunakan oleh orang-orang Sama, cara menyalakan api dan menunggu tungku, dan berenang. Pewarisan secara sosialisasi dilakukan dengan cara interaksi sosial. Interaksi tersebut tidak menutup kemungkinan untuk melewati batas kedudukan sosial, seperti mengobati orang sakit dengan menggunakan mantra. Penggunaan mantra tersebut hanya diketahui oleh seorang sanro atau tabib saja, ketika teman Bambulo sedang sakit, ia menirukan tata cara sanro dalam mengobati orang sakit dengan menggunakan mantra, sehingga proses pengobatan menggunakan mantra dapat terwaris.
Hasil dari pewarisan memori kolektif tersebut adalah sebagai bentuk kontrol sosial. Tradisi yang dulu dianut oleh para leluhur tetap menjadi pedoman dan dilaksanakan oleh generasi penerusnya. Tidak hanya tradisi, peristiwa pilu yang pernah terjadi memberikan trauma bagi setiap orang, sehingga dengan adanya trauma tersebut orang-orang dapat berlaku hidup secara benar dan lebih baik.
Kata Kunci : Novel, memori kolektif, dan kepercayaan
Memory is a place to store events that have been present in the past. Memory can not be separated from social roles in society. Relationships that are established between individuals bring memory to group ownership, so that the memory becomes collective memory. The memory that is presented in the novel Mata dan Manusia Laut by Okky Madasari looks interesting to read. The presence of these memories provides a clue that each character stores a different memory and inheritance process, and has a significant impact on the lives of the next generation of memories, so that the novel Mata dan Manusia Laut by Okky Madasari is interesting to study.
The purpose of this study is to obtain a description of the form of collective memory, the process of inheritance of collective memory, and the results of the inheritance of collective memory in the novel Mata dan Manusia Laut by Okky Madasari. This research method is qualitative. Data collected using documentative techniques.
The results showed that the forms of collective memory can be classified into three forms; Falshbulb memory, generation memory, and tradition memory. The form of flashbulb memory is the memory of the boat, the baby dumped in the sea, the time to catch fish, the memory of the tsunami, the memory of the masalembo, and the memory of people drifting in the sea. Then the form of generation memory, which is about how to light a fire and wait for the stove, how to catch fish, typical food of the Sulawesi region, the singing of lummu callers, and fairy tales. Then the form of traditional memories, namely the use of clans, married at a young age, duata rituals, throwing the umbilical cord in the sea, and karia ceremonies.
Then the process of inheriting memory can be done in two ways, namely enculturation and socialization. Inaccuracy inheritance is done by habituation carried out since the individual was born, such as the name of the ancestors or clans used by the same people, how to light a fire and wait for the stove, and swim. Inheritance is socialized by means of social interaction. This interaction does not rule out the possibility of crossing social barriers, such as treating the sick using spells. The use of the mantra is only known by a sanro or physician, when Bambulo's friend is sick, he mimics sanro's procedures for treating sick people using spells, so that the treatment process using spells can be inherited.
The result of inheriting collective memory is as a form of social control. The tradition that was once held by the ancestors continues to be a guideline and carried out by the next generation. Not only tradition, sad events that have happened have caused trauma for everyone, so that with the trauma people can live properly and better.
Keywords : novel, collective memory, and confidence