Sebagian lahan pertanian di Kabupaten Jombang yang mengalami alih fungsi lahan (konversi lahan) yaitu Desa Banjarsari, Kecamatan Bandar Kedung Mulyo. Lahan sawah seluas 10,45 ha yang semula merupakan tanah ganjaran milik perangkat desa, kini dialihfungsikan menjadi objek wisata yang bernama Banjarsari Agro Community (BAC).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi objek wisata dan dampak ekonomi dari adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi objek wisata.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Teknik pengambilan data dengan menggunakan wawancara secara mendalam dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi objek wisata adalah berawal dari adanya acara gelar pembenihan yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Adanya acara gelar pembenihan yang didesain berupa taman yang indah dan rapi, menjadi viral yang kemudian banyak masyarakat baik dari desa setempat maupun dari luar desa Banjarsari yang antusias untuk datang. Setelah acara gelar pembenihan selesai, perangkat desa berinisiatif untuk mengembangkan lahan yang digunakan untuk gelar pembenihan menjadi wisata.Lokasi wisata yang strategis dan mudah dijangkau untuk pengunjung juga menjadi faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan. Terjadinya alih fungsi lahan pertaian menjadi wisata memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat Desa Banjarsari yaitu dengan tersedianya lapangan pekerjaan dan adanya pendapatan untuk masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan wisata. Masyarakat memanfaatkan adanya wisata dengan menjadi tenaga kerja di wisata tersebut dan ada juga yang membuka usaha berjualan di stand warung sekitar area wisata. Sebanyak 14 orang pekerja di wisata dan sebanyak 6 orang yang berjualan di stand warung wisata Banjarsari Agro Community.
Kata Kunci: alih fungsi lahan, lahan pertanian, objek wisata
Some of the agricultural land in Jombang Regency is experiencing land conversion (land conversion), namely Banjarsari Village, Bandar Kedung Mulyo District. Rice field area of 10.45 ha which was originally a reward land belonging to the village apparatus, is now converted into a tourist attraction called Banjarsari Agro Community (BAC).
This study aims to determine the factors driving the conversion of agricultural land into tourism objects and the economic impact of the conversion of agricultural land into tourism objects. This type of research is qualitative research. Data collection techniques using in-depth interviews and documentation. The data analysis technique uses data reduction, data presentation and conclusions.
The results of this study indicate that the causal factors for the conversion of agricultural land into tourism objects are originated from the hatchery event held by the Agriculture Service of East Java Province. The hatchery event, which was designed in the form of a beautiful and neat garden, became viral, and then many people from both the local village and outside the village of Banjarsari were enthusiastic to come. After the seeding event was completed, the village officials took the initiative to develop the land used for hatchery titles to become tourism. Strategic and easily accessible tourist locations for visitors are also driving factors for land conversion. The occurrence of land conversion functions into tourism provides a positive economic impact for the people of Banjarsari Village, namely by the availability of jobs and income for the community involved in tourism management. The community utilizes the existence of tourism by becoming a workforce in the tour and there are also those who open a business selling at the warung stand around the tourist area. A total of 14 workers on tour and as many as 6 people were selling at the Banjarsari Agro Community tourist stall.