Humor merupakan hiburan bagi banyak orang. Beberapa stasiun televisi selalu memiliki acara yang menyuguhkan humor bagi pemirsa layar kaca. Sebut saja Pesbukers di ANTV, Opera Van Java di Trans 7, dan Waktu Indonesia Bercanda di NET.TV. Namun, kebanyakan humor yang berkembang di Indonesia identik dengan unsur rasis, sarkas, dan mengolok orang lain maupun diri sendiri. Fenomena pembentukan humor pada acara televisi WIB menarik untuk dikaji. Waktu Indonesia Bercanda memiliki ciri khas tersendiri dalam pembentukan humor yang dilakukan oleh Cak Lontong. Acara televisi Waktu Indonesia Bercanda lebih menekankan pada tuturan nonliteral untuk menciptakan humor.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti (a) bagaimna tuturan nonliteral sebagai pembentuk humor yang ada dalam acara televisi Waktu Indonesia Bercanda?, (b) bagaimanakah pengubahan tuturan literal menjadi tuturan nonliteral sebagai pembentuk humor dalam acara televisi Waktu Indonesia Bercanda?. Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan tuturan nonliteral sebagai pembentuk humor, dan pengubahan tuturan literal menjadi tuturan nonliteral sebagai pembentuk humor dalam acara televisi Waktu Indonesia Bercanda NET.TV.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan sumber data naskah video tayangan Waktu Indonesia Bercanda yang diunggah pada akun youtube NET.TV. Data penelitian ini adalah tuturan literal dan tuturan nonliteral yang dituturkan Cak Lontong dalam acara televisi Waktu Indonesia Bercanda NET.TV. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, pertama merupakan bentuk pertanyaan. Tuturan nonliteral berbentuk pertanyaan yang dituturkan Cak Lontong dalam acara WIB cenderung menggunakan kata tanya siapa karena tuturan nonliteral dalam bentuk pertanyaan hanya muncul pada segmen soal psikologi. Soal psikologi yang ditanyakan penutur merupakan soal cerita, selalu ada cerita yang dibacakan terlebih dahulu sebelum diberi pertanyaan oleh penutur. Kedua adalah bentuk perintah. Tuturan nonliteral berbentuk perintah yang dituturkan Cak Lontong dalam acara WIB cenderung menggunakan kata perintah sebutkan dan nyanyikan. Bentuk perintah sebutkan yang dituturkan penutur terdapat pada segmen teka teki sulit (TTS), kata misteri, dan berpacu dalam emosi. Sedangkan bentuk perintah nyanyikan hanya ada pada segmen berpacu dalam emosi. Ketiga adalah bentuk melengkapi kalimat. Tuturan nonliteral berbentuk melengkapi kalimat yang dituturkan Cak Lontong dalam acara WIB dituturkan dengan dua pola, pola pertama peserta kuis diminta untuk melengkapi gagasan tuturan sedangkan pola kedua peserta kuis diminta untuk melengkapi kata terakhir. Bentuk melengkapi kalimat tersebut terdapat pada segmen teka teki sulit (TTS) dan kata misteri. Keempat, pengubahan tuturan literal menjadi tuturan nonliteral terdapat pola yang khas dalam tuturan tersebut. Pola yang diterapkan Cak Lontong dalam mengubah tuturan literal menjadi tuturan nonliteral ialah dengan memenggal tuturan yang dituturkan. Ada dua penanda pengubahan yang cenderung digunakan Cak Lontong untuk mengubah tuturan literal menjadi tuturan nonliteral, yaitu; penanda pengubahan , (koma) dan penanda pengubahan . (titik). Tuturan yang dituturkan Cak Lontong saat kali pertama merupakan tuturan nonliteral, setelah peserta kuis menjawab baik benar maupun salah, penutur akan menuturkan tuturan yang literal.
Kata Kunci: humor, tuturan nonliteral, dan pengubahan tuturan literal menjadi tuturan nonliteral
Humor is entertainment for many people. Television stations presented humor always have the glass screen for viewers.Call it pesbukers in antv, opera van java in trans 7, and time indonesia kidding in net.tv. But, most humor that develops in indonesia identical with racist element, sarkas, and the secret and mengolok yourself.Phenomena and the formation of humor in television attractive to examined.Time indonesia kidding having their characteristic in the formation of humor done by cak lontong. Television time indonesia kidding focuses more on nonliteral speech to create humor
The researchers based on the background interested to scrutinize (a) how nonliteral speech as forming the humor that is in a television show time indonesia kidding ? , (b) literal speech bridge but transformation of literal be nonliteral speech as forming the humor in a television show time indonesia kidding ?. The purpose of this research is described nonliteral speech as forming the humor , and transformation of literal speech be nonliteral speech as forming the humor in a television show time indonesia kidding net.tv .
This study adopted qualitative approaches , to the source of data manuscript video impressions time indonesia kidding who were uploaded on accounts youtube net.tv. Data on this research is tuturan literal and tuturan nonliteral spoken cak include in a television show time indonesia kidding net.tv. Technique the data collection was done with documentation. Technique data analysis using a technique descriptive analysis .
The results of the study are , first is the form of a question .Tuturan nonliteral shaped questions spoken cak lontong wib tend to use in the event of the who because tuturan nonliteral manner in the form of a question has arisen on only segments about psychology .About psychology which the king has demanded cak pieces is a word problem , always a story that is recited first before being given the question by cak pieces .Second is the form of an order .Tuturan nonliteral shaped the command of spoken cak lontong wib tend to use in the event of an enemy of ours defy you to come up and sing .The form of the command and spoken cak exist at the level of community segments a riddle difficult ( tts ) , said mystery , and a gallop in the emotion of. While the form of the command of sing as if you were in a segment of a gallop in the emotion of .Third is the form of the complement of a sentence. Nonliteral speech shaped the complement of a sentence spoken cak pieces in the event of wib spoken with two.
Key words: sense of humor, nonliteral speech and literal speech