Abstrak
Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Talking Stick ,
Kalimat Sederhana
Rasa minat dan kemampuan
siswa kelas X Mipa SMAN 1 Lamongan dalam menyusun kalimat sederhana bahasa
Mandarin masih kurang dan tidak mengetahui tata bahasa Mandarin yang baik dan
benar. Oleh karena itu, agar siswa tidak monoton dan bosan dalam mempelajari
menyusun kalimat sederhana bahasa Mandarin peneliti mengembangkan inovasi
dengan membuat judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking
Stick Terhadap Kemampuan Menyusun Kalimat Sederhana Bahasa Mandarin Pada
Siswa Kelas X Mipa SMAN 1 Lamongan”. Peneliti ini bertujuan mendeskripsikan: 1)
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dalam penyusunan kalimat sederhana bahasa
Mandarin pada siswa kelas X SMAN 1 Lamongan, 2) keefektifan model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick dalam penyusunan kalimat sederhana bahasa
Mandarin pada siswa kelas X SMAN 1 Lamongan, dan 3) respon siswa kelas X SMAN 1
Lamongan terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking
Stick dalam pembelajaran menyusun kalimat sederhana bahasa Mandarin.
Penelitian ekperimen ini menggunakan desain True Experimental Design dengan
bentuk Pretest-Posttest Control Group Design. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, tes, dan
teknik angket. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah 1) lembar
observasi, 2) soal pre-test dan post-test, dan 3) angket. Data
observasi dan data angket respon menganalisis menggunakan teknik presentase,
sedangkan data tes menganalisis menggunakan rumus uji-t.
Setelah dilakukan analisis, maka didapat hasil
sebagai berikut: 1) hasil observasi aktivitas guru dan siswa berjalan dengan
sangat baik. Hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 77,8%
pada kelas eksperimen dan observasi aktivitas guru pertemuan pertama sebesar
86,7% pada kelas kontrol. Hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua
sebesar 91,7% pada kelas eksperimen dan observasi aktivitas guru pertemuan
kedua sebesar 86,7% pada kelas kontrol. Hasil observasi aktivitas siswa
pertemuan pertama sebesar 82,1% pada kelas eksperimen dan observasi aktivitas
siswa pertemuan pertama sebesar 87,5% pada kelas kontrol. Hasil observasi
aktivitas guru pertemuan kedua sebesar 86,5% pada kelas eksperimen dan
observasi aktivitas guru pertemuan kedua sebesar 89,6% pada kelas kontrol.
Hasil tersebut diklasifikasi menggunakan skala Likert dan menunjukkan
hasil penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick sangat
baik digunakan dalam menyusun kalimat sederhana bahasa Mandarin. 2) Hasil
analisis data pre-test dan pro-test yang diperoleh dari hasil uji t-signifikan dengan
t-test = 5,6 dan db = 58. Jika melihat tabel taraf 5% dengan t-test =
5,6 db = 58, ts 0,05 = 1,67 menunjukkan bahwa t-test lebih besar daripada
t tabel (5,6 1,67). Jadi, model pemebelajaran kooperatif
tipe Talking Stick sangat efektif digunakan dalam pembelajaran menyusun
kalimat sederhana bahasa Mandarin pada siswa kelas X MIPA SMAN 1 Lamongan. 3)
Hasil analisis angket respon siswa yang terdiri atas 8 butir pernyataan
menghasilkan 85%, 93,3%, 90%, 93,3%, 80,9%, 86,6%, 87,5%, 85,6%. Maka dapat
dilihat pada skala likert dari hasil tersebut termasuk ke dalam kategori
penilaian sangat kuat yaitu 81 – 100% . Jadi
dapat dibuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick mendapatkan
respon dari siswa sangat kuat dan berpengaruh terhadap kemampuan menyusun
kalimat sederhana bahasa Mandarin pada siswa kelas X MIPA SMAN 1 Lamongan.