PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1960-1976 DI KABUPATEN LAMONGAN
MUHAMMADIYAH DEVELOPMENT AT 1960-1976 IN KABUPATEN LAMONGAN
Muhammadiyah dengan mudah diterima dikalangan masyarakat karena Muhammadiyah merupakan organisasi Islam modern yang memiliki tujuan ingin mewujudkan Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah Lamongan lahir sekitar tahun 1926 yang kemudian baru eksis sekitar tahun 1950’an. Perdebatan masalah furu’iyah menyebabkan terbelahnya umat di desa-desa terutama pada tempat beribadah sekitar tahun 1960. Masa kepemimpinan R.H Moeljadi (1967-1976) yang merupakan mantan tokoh masyumi serta mantan Sekjen Gerakan Pemuda Ansor (Pemuda NU) membawa pengaruh besar terhadap Muhammadiyah Lamongan. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: (1) Apa yang melatar belakangi Muhammadiyah keluar dari desa dan mendirikan masjidnya sendiri pada tahun 1960, (2) Bagaimana perkembangan organisasi Muhamadiyah di kabupaten Lamongan tahun 1960-1976, (3) Bagaimana pengaruh perkembangan organisasi Muhammadiyah terhadap masyarakat Lamongan. Metode yang digunakan oleh peneliti yaitu metode penelitian sejarah, yang memiliki beberapa tahapan yaitu : Heuristik, Kritik Sumber, Interprestasi, dan Historiografi. Manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah untuk menambah kajian historis terutama tentang sosial keagamaan yang ada di Indonesia. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pada awal berdirinya organisasi Muhammadiyah tidak ada reaksi dari pihak lain karena sebagian besar dari perintis dan pemerkasa organisasi tersebut berlatar belakang dari kalangan NU. Muhammadiyah mengalami perkembangan yang cukup pesat pada saat Masyumi bubar tahun 1960. Konflik yang dipicu oleh sentiment lama “masalah furu’iyah” menyebabkan terbelahnya umat di desa-desa dalam hal tempat beribadah terutama di wilayah Sukodadi dan Pucuk. Pada periode kepemimpinan R.H. Moeljadi Muhammadiyah Lamongan memisahkan diri dari naungan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Bojonegoro. Serta mampu mengatasi konflik terkait masalah furu’iyah dengan bijaksana sehingga masa kritis tersebut terlewati dalam kurun waktu sekitar 2 tahun. Berdirinya organisasi Muhammadiyah memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat Lamongan. Pemikiran Muhammadiyah yang terbuka mengubah masyarakat Lamongan dari masyarakat yang cendurung mengarah ke kegiatan bid’ah, khufarat, dan tahayul menjadi masyarakat muslim yang taat dan paham agama berdasaran Al-Qur’an dan Hadist. Serta mensejahterakan masyarakat dengan berdirinya berbagai amal usaha dalam berbagai bidang baik agama, sosial, maupun pendidikan.
Kata Kunci: Muhammadiyah, Lamongan, Perkembangan, Pengaruh.
Muhammadiyah is easily accepted among people because Muhammadiyah is a modern Islamic organization that aims to realize truth Islam. Muhammadiyah Lamongan was born around 1926, which then existed in 1950's. The debate of Furu'iyah problem caused the worship of the people in the villages especially at the place of prayer around 1960. The leadership of R. H Moeljadi (1967-1976), who was a former Masyumi character and former Secretary-General of the Ansor Youth Movement (NU Youth), brought a big influence on Muhammadiyah Lamongan. The problems examined in this study are: (1) What is behind Muhammadiyah out of the village and establishing its own mosque in 1960, (2) How the development of the Muhamadiyah organization in Lamongan District in 1960-1976, (3) How to influence the development of Muhammadiyah's organization on the Society of Lamongan. The method in this research used method of historical research, which has several stages namely: heuristics, criticism of sources, interachievements, and historiography. The research benefit is to add a historical study especially about the social religious that exists in Indonesia. The results explain that at the beginning of the organization of Muhammadiyah there is no reaction from the other parties because most of the pioneer and the distribution of the organization is set in the background of NU. Muhammadiyah experienced considerable developments at the time of Masyumi dissolved in 1960. The conflict triggered by the old sentiment "Furu'iyah problem" causes the surrender of the people in the villages in terms of place of worship, especially in the area Sukodadi and Pucuk. In the leadership period of R.H. Moeljadi Muhammadiyah Lamongan separated from the auspices of Muhammadiyah District chairman of Bojonegoro. As well as being able to overcome the conflict related to Furu'iyah problems wisely so that the critical period has been exceeded in the period of about 2 years. The establishment of Muhammadiyah organizations has a considerable influence on the lives of Lamongan people. Muhammadiyah's open thought changed Lamongan society from a community that cendured to Bid'ah, Khufarat, and superstition to become a devout Muslim society and religious religion based on the Qur'an and hadiths. As well as the welfare of society with the establishment of various charitable efforts in various fields both religious, social, and educational.
Keywords: Muhammadiyah, Lamongan, development, influence.