Kata Kunci : Pascakolonial, kumpulan cerpen, jejak , kolonial
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) Hibriditas yang terdapat pada kumpulan cerpen “Teh dan Pengkhianat” karya Iksaka Banu, (2) Mimikri yang terdapat pada kumpulan cerpen “Teh dan Pengkhianat” karya Iksaka Banu, dan (3) Ambivalen yang terdapat pada kumpulan cerpen “Teh dan Pengkhianat” karya Iksaka Banu. manfaat teoretis yakni pengetahuan baru dalam bidang sastra terutama pascakolonial dan Pendekatan yang digunakan adalah Sosiologi sastra. Jenis penelitian menggunakan kualitatif. Sumber penelitian berupa buku kumpulan cerpen “Teh dan Pengkhianat” Karya Iksaka Banu dan data berupa kutipan. pengumpulan data yakni teknik pustaka .analisis data menggunakan hermeneutika.
Hasil dan pembahasan ditemukan sebagai berikut (1) Tirani Belanda dan budaya Pribumi, (2) Menjustifikasi pernyataan darah campuran itu terkutuk bagi kolonial, (3) Kolonialisme tidak selalu jahat kepada Pribumi, dan (4) Pribumi tidak selalu baik dan ramah. Mimikri yang dapat ditemukan dalam kumpulan cerpen “Teh dan Pengkhianat” karya Iksaka Banu, yaitu: (1) Cara berpakaian dan busana yang dikenakan, (2) Cara kebahasaan dengan menguasai bahasa asing. Ambivalen yang dapat ditemukan dalam kumpulan cerpen “Teh dan Pengkhianat” karya Iksaka Banu, yaitu: (1) Membela Pribumi dari kebengisan kolonial, (2) Menerobos larangan kolonialisme. Terdapat tiga simpulan yakni (1) peleburan kebudayaan Pribumi yang tergantikan dengan kebudayaan kolonial, dan sebaliknya. Sehingga melahirkan produk baru dari pertukaran kebudayaan, (2) cerminan diri kepada orang lain agar terlihat sama. tetapi tidak meninggalkan eksistensinya sebagai kolonial atau bumiputra, (3) cerminan yang mengarah pada sebuah kecintaan atau menentang segala apa yang bisa mencelakai produknya. Sehingga melahirkan sebuah emosi yang lebih tetapi ia masih tetap terkurung batas zona bangsanya sendiri. Saran dari penelitian agar dikembangkan dengan metode, judul, dan pendekatan yang berbeda.
Keywords: Postcolonial, short story collection, imprint, colonial
This study aims to describe and explain: (1) The hybridity found in the collection of "Teh dan Pengkhianat" short stories by Iksaka Banu, (2) The Mimicry found in the collection of "Teh dan Pengkhianat" short stories by Iksaka Banu, and (3) The Ambivalent found in the collection of short stories " Teh dan Pengkhianat " by Iksaka Banu. Theoretical benefits bears new knowledge in the field of literature, especially post-colonial and the approach used is the Sociology of literature. This type of research uses qualitative method. Research sources in the form of a book collection of short stories "Teh dan Pengkhianat" by Iksaka Banu and data in the form of quotations. Data collection applies library technique. Data analysis uses hermeneutics.
The results and discussion were found as follows (1) Dutch tyranny and Indigenous culture, (2) Justifying the statement of mixed blood was condemned for the colonial, (3) Colonialism was not always evil to the Indigenous people, and (4) Indigenous people were not always kind and friendly. The Mimicry which can be found in a collection of short stories "Teh dan Pengkhianat" by Iksaka Banu, namely: (1) How to dress and clothes worn, (2) How to linguistically by mastering a foreign language. Ambivalent that can be found in the collection of short stories "Tea and Traitors" by Iksaka Banu, namely: (1) Defending Natives from colonial cruelty, (2) Breaking through the prohibition of colonialism. There are three conclusions, namely (1) the fusion of Indigenous culture which is replaced by colonial culture, and vice versa. So that gave birth to new products from cultural exchange, (2) self-reflection to others to look the same. but does not leave its existence as a colonial or natives, (3) a reflection that leads to a love or oppose everything that can harm the product. Suggestions from research should be developed with different methods, titles and approaches.