Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efek serta dosis senyawa epigallocatechin-gallate (EGCG) yang paling baik dalam menurunkan
kadar glukosa dan gambaran histopatologi pankreas pada mencit (Mus musculus ) jantan yang diinduksi alloxan dengan membandingkan pada
mencit yang diberi glibenclamide .
Penelitian dilakukan menggunakan 24 ekor mencit yang dikelompokkan dalam 6
kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (A), kontrol positif (B), EGCG dosis 7
mg/kg BB (C), EGCG dosis 14 mg/kg BB (D), EGCG dosis 21 mg/kg BB (E) dan
kelompok glibenclamide (F).
Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke- 0, 7, 14, dan 21.
Pengambilan organ pankreas dilakukan pada hari ke-21 kemudian dilakukan
pembuatan preparat dengan pewarnaan HE. Data perubahan kadar glukosa darah
(hari ke-0 sampai hari ke-21) yang diperoleh dianalisis menggunakan uji one
way ANOVA pada taraf
kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Data hasil skoring tingkat kerusakan pulau langerhans
dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk
melihat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan
rata-rata perubahan kadar glukosa
darah pada kelompok
A, B, C, D, E dan F berturut-turut
sebesar 1 ; 30,25 ; -9 ,50; -30 ,00;
- 5 1,50 ; dan -53,25 mg/dL serta
rerata
skoring kerusakan p ulau l angerhans kelompok A, B, C, D, E dan F berturut-turut sebesar 0 ; 3,62 ; 2,75; 1,35 ; 0,62 ; dan 0,37 . Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
senyawa EGCG dalam berbagai dosis berpengaruh terhadap penurunan kadar g lukosa darah dan histopatologi
pulau l angerhans pankreas
mencit induksi Alloxan.
EGCG dengan dosis 21 mg/kg BB menurunan kadar glukosa darah serta memperbaiki pulau
langerhans pankreas mencit hampir setara dengan glibenklamid.
Kata
Kunci: EGCG,
alloxan, kadar GDP, antihiperglikemik, histopatologi pankreas