ONOMATOPE GITAIGO (擬態語) DALAM KUMPULAN NIHON NO DOUYOU (日本の童謡)
GITAIGO (擬態語) ONOMATOPOEIA IN THE COLLECTION OF NIHON NO DOUYOU (日本の童謡)
Onomatope gitaigo (擬態語) merupakan suara tiruan terhadap bunyi atau keadaan suatu objek benda mati. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola, bentuk, makna dari onomatope gitaigo yang terdapat dalam kumpulan lagu anak Jepang atau yang disebut dengan Nihon no Douyou (日本の童謡) serta mencari padanan onomatope tersebut dalam bahasa Indonesia. Data diperoleh dari 40 lagu anak yang dinyanyikan oleh Himawari melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini mencakup 3 pola onomatope bahasa Jepang yang terdapat dalam kumpulan Nihon no Douyou yaitu onomatope 1 moora (2 data), onomatope 2 moora (41 data), dan onomatope pola khusus (19 data). Selain itu, penelitian ini juga menemukan 8 pola dari padanan onomatope bahasa Indonesia dengan jumlah terbanyak yaitu KVK (15 data) dan KKVK (8 data) Yang terakhir adalah peneliti menemukan onomatope yang memiliki padanan bahasa Indonesia (32 data) dan onomatope yang tidak memiliki padanan bahasa Indonesia (30 data) namun masih bisa diartikan dalam kata lain seperti kata benda (2 data), kata kerja (18 data), dan kata sifat (10 data). Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman lintas budaya mengenai onomatope serta memberikan referensi dalam pengajaran dan penerjemahan bahasa Jepang melalui sudut pandang pembelajar bahasa Jepang.
Kata Kunci: Onomatope, Gitaigo, Nihon no Douyou
Gitaigo (擬態語) onomatopoeia refers to imitative sounds that represent the sounds or states of inanimate objects. This study aims to identify the patterns, forms, and meanings of onomatopoeic gitaigo found in a collection of Japanese children's songs, known as Nihon no Douyou (日本の童謡), and to find their equivalents in the Indonesian language. Data were obtained from 40 children's songs performed by Himawari, using a descriptive qualitative approach. The results revealed three patterns of Japanese onomatopoeia in the Nihon no Douyou collection: 1-mora onomatopoeia (2 instances), 2-mora onomatopoeia (41 instances), and special pattern onomatopoeia (19 instances). Additionally, eight patterns of equivalent Indonesian onomatopoeia were identified, with the most frequent being KVK (15 instances) and KKVK (8 instances). Finally, the study found 32 instances of onomatopoeia with Indonesian equivalents and 30 instances without direct equivalents in Indonesian, which were interpreted using other word forms, such as nouns (2 instances), verbs (18 instances), and adjectives (10 instances). This research contributes to cross-cultural understanding of onomatopoeia and serves as a reference for teaching and translating Japanese from the perspective of Japanese language learners.
Keywords: Onomatopoeia, Gitaigo, Nihon no Douyou