Kapitayan Masarakat Jawa sajrone Novel Prau Layar Ing Kali Code lan Novel Prau Layar Ing Kali Opak Anggitane Budi Sardjono  (Tintingan Antropologi Sastra)

Belief in Javanese Society in Novel Prau Layar Ing Kali Code and Novel Prau Layar Ing Kali Opak By Budi Sardjono (Literal Anthropology)

Novel Prau Layar ing Kali Code dan Novel Prau Layar ing Kali Opak karya Budi Sardjono merupakan karya sastra yang menjelaskan salah satu wujud kebudayaan Jawa. Isi novel tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa yang masih mematuhi kepercayaan terhadap mitos dan mistik. Berdasarkan pernyataan tersebut, rumusam masalah dalam penelitian ini adalah (1) kepercayaan masyarakat Jawa terhadap mitos, (2) kepercayaan masyarakat Jawa terhadap mistik, (3) pengaruh kepercayaan mitos dan mistik, dan (4) pendapat masyarakat Jawa terhadap mitos dan mistik.

Penelitian ini menggunakan metode deskiptif kualitatif untuk menjelaskan gambaran cerita secara gamblang dan objektif mengenai  kepercayaan mitos dan mistik. Teori yang digunakan untuk mengupas isi novel adalah antropologi sastra yang dijelaskan oleh Suwardi Endraswara. Sumber data primer  yang digunakan adalah novel Prau Layar ing Kali Code dan Prau Layar ing Kali Opak, sedangkan sumber dhata sekunder yakni pendapat masyarakat yang dilaksanakan dengan wawancara. Objek data penelitian berupa kata, kalimat, percakapan antar tokoh, atau paragraf yang menjelaskan mengenai kepercayaan mitos dan mistik. Tata cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu studi pustaka, teknik baca, catat, dan wawancara.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan rumusan penelitian (1) kepercayaan masyarakat Jawa terhadap mitos yaitu gugon tuhon yang disandikan, seperti kali lanang, kali wadon, kukuh baku, jangan lodheh, dan gugon tuhon larangan berupa larangan ketika candhik ala, larangan berlayar. Legendha yaitu legendha Ki Ageng Pemanahan, Kanjeng Ratu Kidul, dan Panembahan Senopati. Pralambang hewan dan keadaan, serta sirikan, (2) kepercayaan masyarakat Jawa terhadap mistik yaitu makhluk halus, wangsit, tirakat, benda sakti, sesaji, ilmu gaib produktif dan ilmu gaib protektif, (3) pengaruh terhadap kepercayaan mitos dan mistik yaitu pengaruh positif yang dirasakan manusia untuk memiliki pemikiran dan perbuatan yang lebih baik, sedangkan pengaruh negatif yaitu menimbulkan sifat dan perbuatan yang semena-mena, dan (4) pendapat masyarakat Jawa yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pekerjaan, agama, dan sesepuh. Simpulan dari pendapat masyarakat tersebut yaitu terhadap kepercayaan mitos dan mistik merupakan perwujudan pembelajaran mengenai kehidupan yang menjadi peninggalan leluhur sebagai warisan yang perlu dilestarikan.

Kata kunci: kepercayaan, masyarakat Jawa, mitos, mistik.

The novel Prau Layar ing Kali Code and Novel Prau Layar ing Kali Opak by Budi Sardjono are literary works that describe one form of Javanese culture. The contents of the novel depict the life of Javanese people who still adhere to the belief in myths and mystics. Based on this statement, the problem formulas in this study are (1) Javanese people's belief in myths, (2) Javanese belief in mystics, (3) the impact of myth and mystical beliefs, and (4) Javanese opinion on myths and mystics.

This study uses a qualitative descriptive method to explain the story description clearly and objectively about mythical and mystical beliefs. The theory used to explore the contents of the novel is literary anthropology described by Suwardi Endraswara. The primary data sources used were the novel Prau Layar ing Kali Code and Prau Layar ing Kali Opak, while the secondary data sources were public opinion which was carried out by interview. The research data objects are in the form of words, sentences, conversations between characters, or paragraphs that explain myth and mystical beliefs. The data collection procedures in this study were literature study, reading techniques, notes, and interviews.

The results of this study are in accordance with the research formulation (1) the Javanese people's belief in the myth, namely the encoded gugon tuhon, such as Kali Lanang, Kali Wadon, Kukuh Baku, Jangan Lodheh, and the Gugon Tuhon, the prohibition in the form of prohibition when candhik ala, the prohibition of sailing Legendha, namely the legend Ki Ageng Pemanahan, Kanjeng Ratu Kidul, and Panembahan Senopati. Animal symbols and conditions, as well as characteristics, (2) Javanese people's belief in mystics, namely spirits, guidance, holding back lust, magical objects, offerings, productive magic, and protective magic, (3) the impact on myth and mystical beliefs, namely the impact positive that is felt by humans to have better thoughts and actions, while the negative impact is causing arbitrary traits and actions, and (4) Javanese opinion used in this study is based on occupation, religion, and elders. The conclusion from the community's opinion is that myth and mystical beliefs are a manifestation of learning about life which is a legacy of ancestors as a legacy that needs to be preserved.

Keywords: belief, Javanese society, myth, mystical