IBU TIRI, PENYIHIR DAN IBU PERI DALAM GRIMMS' CHILDREN'S AND HOUSEHOLD TALES: PERSEPSI MAHASISWA PADA STEREOTIP PEREMPUAN

STEPMOTHERS, WITCHES AND FAIRY GODMOTHERS IN GRIMMS' CHILDREN'S AND HOUSEHOLD TALES: STUDENTS' PERCEPTIONS OF WOMEN STEREOTYPES

ABSTRAK: Sastra anak telah menjadi populer di masyarakat kita sejak diturunkan oleh nenek moyang kita beberapa dekade yang lalu, yang tentunya memiliki arti penting dalam kehidupan kita. Dengan berkembangnya sastra anak, hal ini sangat diperlukan bagi peradaban manusia untuk menerapkan nilai dan perilaku di sekitar kita. Dongeng adalah salah satu contoh warisan budaya lisan yang patut diwariskan agar dapat dinikmati oleh semua kalangan, khususnya anak-anak.

Jacob dan Wilhelm Grimm adalah salah satu penulis dongeng terkenal dengan Children’s and Household Tales (de: Kinder- und Hausmärchen) yang fenomenal, yang telah populer selama beberapa dekade terakhir dan hingga saat ini masih dibaca oleh kebanyakan orang. Namun, setiap cerita dalam buku mereka jarang menggambarkan hubungan yang tidak terganggu antara ibu dan anak. Kategori ibu dalam dongeng ini secara tradisional dibagi menjadi figur ibu positif yang dikaitkan dengan aspek positif keibuan, terutama untuk memberi dan menciptakan kehidupan, melindungi, memberi makan dan mengasuh; sebaliknya untuk tipe ibu yang negatif diwakili oleh ibu tiri yang jahat atau penyihir yang jahat. Alih-alih berfungsi sebagai pengasuh, perempuan penjahat ini membuat anak-anak mereka kelaparan dan mengancam akan memakannya (Labudová, 2017). Sastra anak, seperti dongeng, dapat menjadi objek pendekatan kritis sastra dalam penelitian ini, sedangkan pembaca ditempatkan lebih jauh sebagai partisipan aktif yang kemudian akan memberikan pandangan lain tentang peran pembaca itu sendiri.

Penelitian ini kemudian berfokus pada persepsi mahasiswa tentang peran perempuan melalui dongeng-dongeng terpilih dari Grimm bersaudara, yang tidak hanya dianalisis dari stereotip mereka, tetapi juga identitas gender mereka. Hasil persepsi partisipan lali dikaitkan dengan konsep Jungian tentang arketipe Ibu. Sepanjang penelitian, para partisipan telah mengeksplorasi persepsi seputar dongeng ini bahwa jika kita terus-menerus memberi tahu generasi muda bahwa perempuan itu cantik dan baik, bahkan jelek dan jahat; tidak mengherankan bahwa keyakinan reduksionis ini menginformasikan persepsi orang tentang realitas, dan berpotensi memengaruhi cara mereka berhubungan dengan orang lain. Alih-alih di mana siapa pun bisa menjadi apa saja, perempuan telah terjebak dalam peran lama yang sama dan semacamnya, menawarkan sedikit kebebasan, mereka telah membatasi kehidupan seperti dalam teks sastra seperti dongeng.

KATA KUNCI: dongeng, Grimm Bersaudara, persepsi mahasiswa, stereotip perempuan, Children’s and Household Tales, kritik tanggapan pembaca, identitas gender, arketip Ibu

ABSTRACT: Children’s literature has become popular in our society since it was handed down by our ancestors several decades ago, which of course has an important meaning in our lives. By evolving children’s literature, this is indispensable for human civilization to apply values and behaviors around us. Fairy tales are an example of an oral cultural heritage that should be passed down so that it could be enjoyed by all people, especially children.

Jacob and Wilhelm Grimm are one of the best-known fairy tale writers with the phenomenal Children’s and Household Tales (de: Kinder- und Hausmärchen), which have been popular over the last decades and are still read today by most people. Each of the tales in their storybook, however, rarely depicts the untroubled relationships between mother and child. The category of mothers in these tales are traditionally divided into the positive mother figures who are associated with positive aspects of motherhood, particularly for giving and creating life, protecting, feeding and nurturing; conversely for the negative type of mothers are represented by a wicked stepmother or an evil witch. Instead of functioning as caregivers, these women villains starve their children and threaten to eat them (Labudová, 2017). Children’s literature, such as fairy tales, could be the object of a literary critical approach in this study, while the reader is placed further as an active participant who would then provide another view on the reader’s role itself.

This research later focuses on the students’ perceptions of women’s roles through selected Grimms’ fairy tales, which are not only analyzed from their stereotypes, but also their gender identity. The results of their perceptions are then associated with the Jungian concept of the Mother archetype. Throughout the research, participants have explored the perceptions surrounding these fairy tales that if we have continually telling the younger generation that women are beautiful and good, even ugly and evil; it is no large surprised that these reductionist beliefs inform people’s perceptions of reality, and potentially impact how they relate to other people. Instead of where anyone could be anything, women have been trapped in the same old roles and such, offering little freedom, they have confined life as in literary texts like fairy tales.

KEYWORDS: fairy tales, Grimm Brothers, students’ perceptions, women stereotypes, Children’s and Household Tales, reader response criticism, gender identity, Mother archetype