Naskah Serat Pandhita Raib yang seterusnya disingkat SPR merupakan salah satu kesusastraan Jawa Baru yang tumbuh di Mangkunegaran. Kasusastra Jawa baru mulai tumbuh dan berkembang ditandai dengan masuknya budaya Islam di tanah Jawa. Sehingga isi cerita SRP berhubungan dengan Islam. Cerita tersebut lahir sebagai kaca benggala beberapa peristiwa nyata di dalam kehidupan manusia. Walaupun cerita SPR tumbuh pada zaman Jawa baru, tapi isinya mengandung bermacam-macam ajaran, norma, dan nilai-nilai yang masih relevan dengan kehidupan saat ini. Nilai utama yang ditemukan di dalam SPR yaitu tentang pemimpin Jawa. Pemimpin tersebut kemudian dianalisis dengan wujud citra.
Penelitian terhadap SPR merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan filologi. Wujud teks SPR yaitu tembang macapat, sehingga juga menggunakan teori struktural untuk membedah struktur dan isi teks. Sumber data yang digunakan yaitu berwujud foto naskah SPR yang berasal dari Perpusnas Proklamator Bung Karno Blitar. Dhata primer yang digunakan yaitu kata, frasa, klausa, dan kalimat dari teks SPR. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analisis.
Hasil penelitian yaitu memaparkan deskripsi dan isi SPR, suntingan teks SPR, dan citra pemimpin Jawa dalam SPR. Ditemukan tiga jenis citra pemimpin Jawa dalam SPR berdasarkan tingkatannya, yaitu nista, madya, dan utama. Pertama pemimpin nista digambarkan melalui tokoh Pandhita Raib, yaitu pemimpin yang berambisi tinggi mencapai obsesinya dengan menggunakan berbagai macam daya dan upaya, termasuk mengurangi hak-hak umatnya. Kedua, pemimpin madya digambarkan melalui tokoh Raja Khabesah, pemimpin yang berusahan meraih cita-citanya menggunaka daya dan upaya dengan tetap menimbang dan menyesuaikan dengan kemampuan rakyatnya. Ketiga, pemimpin utama digambarkan melalui tokoh Raja Khebar, pemimpin yang tidak sekadar meraih tujuan, tapi juga memilih dan membuktikan jika ada jalan yang lebih baik daripada sekadar obsesi belaka. Kemudian dia juga mengajak umatnya supaya mengikutinya untuk meraih kehidupan yang lebih baik.
The script of Serat Pandhita Raib that came out abbreviated as SPR is one of the New Javanese literature that grew in Mangkunegaran. The case of Javanese literature is occured and develop by the inclusion of Islamic culture in the land of Java. According to the SRP story related to Islam, this story was born as a reflection for of human daily life. Even though the SPR story grew in the new Java era, the contents are diverse, norms and values that are still relevant to life today. The main value found in the SPR is about Javanese leadership. The leader is analyzed by an image form.
This research on SPR is a qualitative study using philology. The form of SPR text is macapat song, so it also uses structure theory to dissect the structure and contents of the text. The data source used in the form of SPR manuscript is some photos published from the National Library of Proclaimer Bung Karno Blitar. The primary data used are words, phrases, clauses, and sentences from the SPR text. Data analysis method used is descriptive analysis method.
The results of the study are describing the description and contents of the SPR, the SPR text, and the image of the Javanese leader in the SPR. The researcher found three types of images of Javanese leaders in the SPR based on its level, namely nista, madya, and utama. First, the nista leaders met through the figure of Pandhita Raib, a leader with a high ambition to achieve his obsession by using various kinds of power and efforts, including reducing the rights of his people. Secondly, leaders of Madlata are gathered through Raja Khabesah, a leader who strives to achieve his ideals using power and struggle while still weighing and adjusting to the abilities of his people. Third, the main leader illustrates through the figure of Raja Khebar, a leader who does not win the goal, but also chooses and proves whether there is a better way than what needs to be conveyed by mere obsession. Then he also invited his people to participate in achieving a better life.