JEJAK PENDAKI GUNUNG SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI KRIYA KAYU
THE FOOTSTEP OF A MOUNTAIN CLIMBERS AS AN IDEA IN CREATING A WOOD CRAFT
Keberadaan gunung yang sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan makhluk di bumi kini mulai sedikit mengkhawatirkan. Ditemukan banyak sampah yang sengaja atau tidak ditinggal disana oleh para pendaki. Padahal terdapat kode etik mendaki gunung, yaitu tidak boleh meninggalkan jejak apapun kecuali jejak telapak kaki. Pada kenyataannya, kurangnya kesadaran dari para pendaki membuat lingkungan gunung mulai tercemar. Fakta-fakta dari media masa menyebutkan bahwa 4 ton sampah plastik telah mencemari beberapa gunung yang ada di Indonesia. Hal ini tentu sangat memprihatinkan apabila dilihat dari bagaimana pentingnya peran gunung bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup di bumi lainya.
Berdasarkan pada keadaan gunung yang terancam rusak oleh sampah dari para pendaki, perupa merasa prihatin dan tertarik untuk mewujudkannya ke dalam bentuk karya pada skripsi penciptaan karya dengan judul “jejak pendaki gunung” yang bertujuan menciptakan seni yang berisi kritik terhadap masalah sampah di gunung. Diharapkan mampu membuat kesadaran terhadap masalah kelestarian gunung melalui wujud karya dan konsepnya kepada penghayat dan apresian.
Karya yang diciptakan berbentuk 3 dimensi, bermedia kayu trembesi dan beberapa karya dipadukan dengan bahan talc, kawat dan resin. Fokus karya mengangkat bentuk mayoritas jenis sampah yang terdapat di gunung dan digabungkan dengan simbol-simbol yang terkait dengan pendaki dan alam lingkunganya. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya ini mengadaptasi dari Husen Hendriyana (2018:21) dalam bukunya Metodologi Penelitian Penciptaan Karya, dengan tahapan persiapan, mengimanjinasi, pengembangan imajinasi, dan pengerjaan. Secara keseluruhan karya yang diciptakan berjumlah 6 buah karya, lalu dikelompokkan menjadi 2 judul karya. Karya pertama berjudul “Left Behind” terdapat lima item karya, dan karya kedua berjudul “Mountain or Plastic”terdapat satu karya.
Kata Kunci : Gunung, pendaki, sampah, karya.
The existence of mountains which are very important for the ongoing life of creatures on earth is now starting to be a little alarming. Found a lot of trash that intentionally or not left there by climbers. Even though there is a code of ethics to climb mountains, which is not allowed to leave footprints except footprints. In fact, the lack of awareness of the climbers to make the mountain environment began to be polluted. Facts from the mass media say that 4.5 tons of plastic waste has polluted several mountains in Indonesia. This is certainly very alarming when viewed from how important the role of mountains for human life and living things on other earth.
Based on these events, artists are interested in realizing into the thesis concept of the creation of the work entitled "the footstep of a mountain climbers" with the aim of criticizing the garbage problem in the mountains and is expected to be able to create awareness of the problem of preservation of the mountain through the form of works and concepts.
The work that was created is in 3 dimensions, with tamarind wood and several works combined with talc, wire and resin. The focus of the karaya is to raise the shape of the majority of the types of trash contained in the mountains and are combined with symbols related to climbers and their natural environment. The method used in the creation of this work was adapted from Husen Hendriyana (2018: 21) in his book Research Creation Methodology. With the stages of preparation, imagination, imagination development, and workmanship. In total, there are 6 works created, then grouped into 2 works. The first work entitled "Left Behind" contained five items of work, and the second work entitled "Mountain or Plastic" contained one work. Keywords: Mountains, climbers, garbage, works.