Etnomatematika : Konsep Matematika pada Budaya Tulungagung
Ethnomatematics : Mathematical Concept in Tulungagung Culture
Kaitan erat yang jarang disadari antara matematika dan budaya, sering diabaikan dan dianggap tidak terkoneksi satu sama lain. Padahal dalam pembelajaran matematika, alangkah lebih baik dimulai dari tempat terdekat siswa yaitu lingkungan dan budaya mereka sendiri. Kajian tentang matematika dalam budaya bertujuan agar meningkatkan ketertarikan antara matematika dan budaya. Begitu juga pembelajaran matematika dengan budaya atau etnomatematika dapat merangsang daya nalar dalam diri siswa, dengan mengingat hal esensial dari objek yang akan dipelajari. Objek penelitian ini difokuskan pada budaya masyarakat Tulungagung meliputi Klethek, anyaman Crafirafi dan Reyog Tulungagung. Tujuan penelitian ini yakni mendeskripsikan etnomatematika pada budaya Tulungagung khususnya pada Klethek, anyaman Crafirafi dan Reyog Tulungagung. Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi partisipan dan wawancara dengan menggunakan human instrument sebagai instrumen utama serta memanfaatkan lembar observasi dan pedoman wawancara sebagai instrument pendukung yang didasarkan pada kebutuhan penelitian. Data dianalisis menggunakan analisis domain, analisis taksonomi dan analisis tema kultural. Hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa berdasarkan kajian etnomatematika terhadap klethek ditemukan beberapa konsep matematika yaitu penggunaan satuan baku dan tidak baku, aritmatika sosial dan geometri, pada anyaman Crafirafi yakni aktivitas menghitung, konsep teselasi, geometri dan transformasi geometri sedangkan pada reyog Tulungagung yakni geometri, transformasi geometri serta konsep pengulangan. Oleh karena itu, budaya Tulungagung dapat dimanfaatkan sebagai perangkat pembelajaran matematika kontekstual.
Kata Kunci : Etnomatematika, Budaya Tulungagung, Konsep Matematika
The connection between mathematics and culture that rarely realized, is often overlooked and considered disconnected from one another. Whereas in learning mathematics, it’s better to start from the closest place to students, namely their own environment and culture. The study of mathematics in culture aims to increase the interest between mathematics and culture. Likewise, learning mathematics with culture or ethnomathematics can stimulate the reasoning power in students, by remembering the essentials of the object to be studied. The object of this study is focused on the culture of the people of Tulungagung including Klethek, woven Crafirafi and Reyog Tulungagung. The purpose of this study is to describe ethnomatematics of the Tulungagung culture especially in Klethek, woven Crafirafi and Reyog Tulungagung. This type of research is a qualitative research using an ethnographic approach. Data was collected through participant observation and interviews using the human instrument as the main instrument and using observation sheets and interview guidelines as supporting instruments based on research needs. The data were analyzed using domain analysis, taxonomic analysis, component analysis and cultural theme analysis. The results of the study obtained show that based on the ethnomathematical study, several mathematical concepts were found against klethek namely the use of standard and non-standard units, social arithmetic and geometry, in the woven Crafirafi namely counting activities, tessellation, geometry and geometric transformation, while in Reyog Tulungagung namely geometry, geometric transformation and the concept of repetition. Therefore, the Tulungagung culture can be used as a contextual mathematics learning tool.
Keywords : Ethnomathematics, Tulungagung Culture, Mathematical Concepts