Fenomena jual beli barang bekas atau istilah kerennya Thrifting sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, terutama masyarakat Surabaya yang sudah banyak melakukan kegiatan ini, dari mulai jualan di pinggir jalan atau istilahnya nge-lapak, ada juga yang mempunyai offline store, dan juga online shop. Dengan maraknya jual beli pakaian bekas ini, Surabaya menjadi salah satu Kota yang menjadi pusat berburunya para Thrifter dikarenakan masuknya barang-barang ini melalui pelabuhan yang ada di Surabaya. Penelitian bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh perilaku Main Seller dalam penetapan harga barang thrifting di Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Hasil pada penelitian ini menunjukkan faktor kualitas barang ini menjadi faktor mendasar Main Seller dalam menetapkan harga suatu barang.
The phenomenon of buying and selling used goods or the cool term Thrifting has been carried out by many people, especially the people of Surabaya who have done a lot of this activity, starting from selling on the side of the road or the term stalls, there are also those who have offline stores, and also online shops. With the rampant buying and selling of used clothing, Surabaya has become one of the cities that has become a hunting center for Thrifters due to the entry of these goods through the ports in Surabaya. The research aims to examine and analyze the influence of main seller behavior in pricing thrifting goods in the city of Surabaya. This study uses qualitative research methods with a phenomenological approach. The results of this study indicate that the quality factor of this item is a fundamental factor for main seller in setting the price of an item.