Lagu Kiddung Dalem merupakan satu lagu tradisi yang disajikan oleh musik tradisional Gendang Beleq dalam prosesi upacara adat Nyongkolan suku Sasak pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Lagu Kiddung Dalem dewasa ini masih terus dijaga oleh masyarakat suku Sasak sebagai sarana melegitimasi kelangsungan kehidupan tradisi adat melalui prosesi adat pernikahan. Sehingga akan sangat menarik dilakukan penelitian dengan rumusan masalah bagaimanakah bentuk penyajian lagu Kiddung Dalem dalam prosesi upacara adat Nyongkolan di suku Sasak dan bagaimanakah bentuk lagu Kiddung Dalem dalam upacara adat Nyongkolan suku Sasak. Kajian pustaka yang digunakan didalam penelitian mengacu sumber buku buku yang berkaitan mengenai bentuk penyajian seniĀ pertunjukan bentuk dan struktur didalam sebuah lagu. Penelitian yang digunakan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan lokasi penelitian di kelurahan Gerunung kabupaten Lombok Tengah propinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian berupa sajian data bersifat diskriptif pada bentuk penyajian dan bentuk lagu Kiddung Dalem. Pada bentuk penyajian menemukan data meliputi instrumentasi dengan tujuh belas jenis alat musik yakni Gendang Beleq Kenceng atau Cemprang Rinceq Reong Gong Petuq dan Suling yang diminakan oleh 17 pemusik atau Sekhe. Jumlah 17 pemain tersebut di representasikan oleh masyarakat Sasak sebagai simbol rakaat sholat wajib dalam kepercayaan agama Islam. Kemudian Setting pertunjukan dilakukan di halaman rumah pengantin perempuan ketika prosesi adat Nyongkolan berlangsung. Sehingga panggung pertunjukan berbentuk panggung terbuka dan tata busana yang digunakan adalah baju Godeq Nongkeq yang merupakan pakaian adat laki laki suku Sasak. Pada bentuk lagu Kiddung Dalem meliputi penemuan data tentang pembagian dua bagian lagu yang terdiri dari 58 birama dan terbagi dalam 8 frase tanya dan 8 jawab serta memiliki 32 motif. Pada bagian pertama disebut dengan Kabor yang terdiri dari 4 bagian dan bagian kedua yaitu Pelayon. Lagu Kiddung Dalem disajikan secara instrumental dalam prosesi upacara adat Nyongkolan. Lagu Kiddung Dalem oleh masyarakat suku Sasak digunakan sebagai bentuk ekspresi rasa syukur kegembiraan kekeluargaan dan juga media untuk menyampaikan petuah petuah adat dalam suku Sasak di pulau Lombok.
Kiddung Dalem is a traditional song delivered by Gendang Beleq at Nyongkolan ceremony of Sasaknese in Lombok Island West Nusa Tenggara. Nowadays Kidung Dalem is still conserved by Sasak society to legitimate traditional life and habits through marriage process. Thus it would be something interesting to discuss and research about how is the presentation form of Kiddung Dalem at Nyongkolan ceremony of Sasaknese and how is the song form of of Kidung Dalem at Nyongkolan ceremony of Sasaknese. The research references are based on books or writings related to performing art presentations forms and structures of song. This is a qualitative research held in Gerunung Village Central Lombok West Nusa Tenggara. Reseach result is presented in descriptive way related to song form and presentation of Kiddung Dalem. Presentation form included instrumentation of 17 kinds of musical instrument such as Gendang Beleq Kenceng or Cemprang Rinceq Reong Gong Petuq and Suling which performed by 17 musicians Sekhe as well. For Sasak society the number of 17 Sekhes represeneted number of obligational prayer in Islam. The setting of performance takes place at the brides house yard while Nyongkolan is performed as if the performance is at the opened stage with Godeq Nongkeq costum. Song form of Kiddung Dalem comes with two main parts of the song which constructed of 58 measures divided into 8 question phrases and 8 answer phrases with 32 motives. The first part of the song called Kabor consisted of 4 sub components and the second one called Pelayon. Kiddung Dalem is performed instrumentally at Nyongkolan ceremony of Sasaknese. For them Kiddung Dalem is an expression of gratefulness happiness kinship as well as the way to present Sasaknese traditional advices.