Jalan merupakan salah satu transportasi darat yang menjadi akses penghubung antar daerah satu dengan yang lain, serta memperlancar pendistribusian barang maupun jasa sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian dan hidup masyarakat. Jalur Lintas Selatan (JLS) merupakan akses utama dari beberapa tempat wisata pada Kabupaten Tulungagung, khususnya Ruas Jalan Nglarap-Klatak yang memiliiki panjang 4,414 km serta lebar 7,5 m. Dengan status jalan yang direncanakan adalah jalan nasional dengan kelas jalan arteri serta memiliki daya dukung tanah yang rendah. Perkerasan kaku dapat menjadi pilihan yang sesuai dengan kondisi yang terjadi pada ruas jalan Nglarap-Klatak. Pada penelitian ini, perencanaan perkerasan menggunakan 2 (dua) metode antara lain Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 dan AASHTO 1993. Penentuan volume kendaraan umur rencana menggunakan 3 (tiga) data lalu lintas diantaranya ruas jalan Jarakan (Trenggalek)-Bts.Tulungagung, ruas jalan Raya Bandung-Prigi dan jalan rencana (hasil permodelan trip assigment terhadap ruas jalan Raya Bandung-Prigi). Dari data primer dan sekunder, dilakukan penentuan tebal perkerasan dan anggaran biaya untuk menentukan metode mana yang lebih efisien. Sehingga memperoleh hasil perhitungan, Metode Manual Desain Perkerasan Jalan (MDPJ) 2017 mengeluarkan biaya lebih tinggi daripada Metode AASHTO 1993 dengan selisih biaya dari pengaruh LHR jalan Jarakan sebesar 6%, LHR jalan Raya Bandung-Prigi sebesar 24% dan LHR jalan rencana sebesar 25%. Kata kunci : Perkerasan kaku, Trip assigment, MDPJ 2017, AASHTO 1993, RAB.

Roads are a form of land transportation that provides connecting access between one and another, and facilitates the distribution of goods and services so that it can improve the economy and living standards of the community. Southern track road is the main access to several tourist attractions in Tulungagung Regency, especially the Nglarap-Klatak road which is 4.414 km long and 7.5 m wide. With the status of the planned road being a national road with arteri road and havinga low soil carrying capacity. Rigid pavement can be an option that suits the conditions that occur on the Nglarap-Klatak road section. In this research, pavement design uses 2 (two) methods including the manual design road pavement 2017 and AASHTO 1993. Determining the volume of design age vehicles using 3 (three) traffic data including on Jarakan (Trenggalek)-Bts.Tulungagung road section, Raya Bandung-Prigi road section dan planned road (result of trip assignment modeling on Raya Bandung-Prigi road section). From primary and secondary data, pavement thickness and cost budget are determined to determine which method is more efficient. So to obtain the calculation result, manual design road pavement 2017 incurs higher costs than AASHTO 1993 method with a cost difference from the influence of Jarakan road of 6%, LHR Raya Bandung-Prigi road of 24% and LHR planned road of 25%. Keyword : Rigid pavment, Trip assignment, MDPJ 2017, AASHTO 1993, RAB.