PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT

ABSTRACT THINKING ABILITY PROFILE OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS PROBLEMS VIEWED FROM ADVERSITY QUOTIENT

Kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan seseorang dalam merepresentasikan permasalahan dalam bentuk model matematis dan menghubungkannya dengan konsep untuk mencari solusi dari masalah yang ada. Keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah juga bergantung pada kecerdasan siswa dalam menghadapi kesulitan atau Adversity Quotient (AQ). Terdapat 3 tipe AQ yaitu climber, camper, dan quitter.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan profil kemampuan berpikir abstrak siswa SMP kelas VIII dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari AQ. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIII-A SMPN 54 Surabaya dengan tipe AQ yang berbeda dan kemampuan matematis tinggi. Instrumen yang digunakan adalah tes Adversity Response Profile (ARP), tes kemampuan berpikir abstrak, dan wawancara.

            Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil kemampuan berpikir abstrak siswa climber dalam memecahkan masalah matematika sudah mencapai level abstraksi persepsi dan internalisasi. Setelah disajikan tambahan informasi, siswa mencapai level interiorisasi dan level kedua dari interiorisasi. Siswa camper dalam memecahkan masalah matematika sudah mencapai level abstraksi persepsi dan internalisasi meskipun kurang dapat menjelaskan. Setelah disajikan tambahan informasi, siswa mencapai level interiorisasi dan level kedua dari interiorisasi meskipun tidak menuliskannya, namun menjelaskan. Siswa quitter dalam memecahkan masalah mencapai level abstraksi persepsi. Selanjutnya, siswa tidak menuliskan dan tidak menjelaskan rumus yang digunakan, serta mengabaikan satu informasi. Lalu, siswa bingung ketika menjelaskan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum mencapai level internalisasi, level interiorisasi, dan level kedua dari interiorisasi. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan kemampuan berpikir abstrak siswa climber, camper, dan quitter yang dapat digunakan untuk pedoman atau evaluasi dalam pembelajaran. 

Abstract thinking ability is a person’s ability to represent problems in the form of mathematical models and relate them to concepts to find solutions to existing problems. The success of students in solving problems also depends on intelligence of students in dealing with difficulties or Adversity Quotient (AQ). There are 3 types of AQ namely climber, camper, and quitter.

The purpose of this research was to describe the profile of the abstract thinking ability in grade VIII junior high school students in solving problems in terms of AQ. The type of this research is qualitative descriptive research. The data sourch for this research were 3 students of class VIII-A at SMPN 54 Surabaya with different types of AQ and high mathematical abilities. The instruments used were Adversity Response Profile (ARP) test, abstract thinking ability test, and interview.

            The result showed that the profile of the climber student’s abstract thinking abilities in solving mathematical problem had reached the level of perceptual abstraction and internalization. After being presented with additional information, student reach the level of interiorization and the second level of interiorization. Camper student in solving mathematical problem have reached the level of perceptual abstraction and internalization even though unable to explain. After being presented with additional information, student reach the level of interiorization and the second level of interiorization, although student did not write it down, explained it. Quitter student in solving problem have reached the level of perceptual abstraction. Furthermore, student did not write down and did not explain the formula used, and ignored one piece of information. Then, student was confused when explaining. This shows that student have not yet reached the level of internalization, the level of interiorization, and second level of interiorization. The results showed differences in the abstract thinking abilities of climber, camper, and quitter students which can be used for guidelines or evaluation in learning.