PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KUALITAS NYALA API DAN EFISIENSI KOMPOR GASIFIKASI BIOMASSA TIPE UPDRAFT DENGAN BAHAN BAKAR TEMPURUNG KELAPA

THE EFFECT OF AIRFLOW RATE ON FLAME QUALITY AND EFFICIENCY OF UPDRAFT TYPE BIOMASS GASIFICATION STOVES WITH COCONUT SHELL FUEL

Tempurung kelapa merupakan salah satu biomassa yang berpotensi untuk dapat menghasilkan energi. Salah satu alternatif teknologi untuk skala rumah tangga, khususnya di wilayah pedesaan dengan kondisi di atas yaitu kompor gasifikasi biomassa dengan memanfaatkan tempurung kelapa sebagai bahan bakar kompor. Gasifikasi adalah konversi secara termokimia dengan panas yang dapat mengubah biomassa kering menjadi bahan bakar gas sebuah proses pembakaran dengan mengatur tekanan udara masuk dalam gasifier. Banyaknya udara yang masuk ke dalam gasifier akan berpengaruh terhadap laju alir massa syn-gas dan kualitas dari syn-gas. Penelitian ini dilakukan dengan metode ekpesimental deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju aliran masuk gasifier tipe updraft terhadap temperatur nyala api, tinggi dan lebar nyala api, durasi nyala api, warna api, lama nyala api efektif, efisiensi thermal kompor, dan daya yang dihasilkan kompor gasifikasi biomassa. Pada penelitian ini menggunakan variasi laju aliran udara yaitu 6 m/s, 8 m/s, dan 10 m/s. Hasil penelitian diperoleh rata-rata temperatur nyala api tertinggi diperoleh dari aliran udara 10 m/s yaitu 925°C. Semakin banyak kandungan flammable gas pada syngas akan meningkatkan temperatur nyala api. Durasi nyala api terlama yaitu 22 menit pada aliran udara 6 m/s. Tinggi dan lebar api tertinggi adalah 60 cm dengan lebar api 16 cm pada aliran udara 10 m/s. Warna api yang dihasilkan pada semua variasi adalah warna jingga. Lama nyala api efektif terbaik dari laju aliran udara 10 m/s yaitu 8,71 menit. Hasil efisiensi thermal terbesar diperoleh pada aliran udara 10 m/s yaitu 3,31%. Dan nilai daya tertinggi pada aliran udara 10 m/s yakni 105,8 kW.

Coconut shell is one of the biomasses that has the potential to produce energy. One alternative technology for household scale, especially in rural areas with the above conditions is a biomass gasification stove by utilising coconut shells as stove fuel. Gasification is a thermochemical conversion with heat that can convert dry biomass into gaseous fuel by regulating the air pressure in the gasifier. The amount of air entering the gasifier will affect the mass flow rate of syn-gas and the quality of syn-gas. This research was conducted with a quantitative descriptive experimental method which aims to determine the effect of the updraft type gasifier inflow rate on flame temperature, flame height and width, flame duration, flame colour, effective flame length, stove thermal efficiency, and power produced by the biomass gasification stove. In this study using variations in air flow rates of 6 m / s, 8 m / s, and 10 m / s. The results of the study obtained the highest average flame temperature obtained from 10 m / s air flow which is 925 ° C. The more flammable gas content in syngas will increase the flame temperature. The longest flame duration was 22 minutes at 6 m/s air flow. The highest flame height and width were 60 cm with a flame width of 16 cm at 10 m/s air flow. The colour of the flame produced in all variations was orange. The best effective flame duration of the 10 m/s air flow rate is 8.71 minutes. The largest thermal efficiency results were obtained at an air flow of 10 m/s, namely 3.31%. And the highest power value at 10 m/s air flow is 105.8 kW.