Representasi Budaya dalam Buku Teks Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (EFL): Analisis Buku Teks dan Penggunaannya
Cultural Representations in English as a Foreign Language (EFL) Schoolbooks: Textbook Analysis and Its Usage
ABSTRAK
Dian Novita. 2022. Cultural Representations in English as A Foreign Language (EFL) School Books: Textbook Analysis and Its Usage. Disertasi, Program Sudi Pendidikan Bahasa dan Sastra, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: (I) Dr. Oikurema Purwati, M.EngGradDip., M.AppL. dan (II) Syafi’ul Anam, M.Pd., Ph.D.
Kata Kunci: Representasi Budaya, Analisis Buku Teks, English as A Foreign Language (EFL), Integrasi Budaya, Praktik Guru
Dalam konteks pengajaran Bahasa Inggris, buku teks berkontribusi besar terhadap penguasaan bahasa Inggris. Buku teks mempromosikan pembelajaran dengan memungkinkan siswa untuk menginternalisasi pemerolehan bahasa dan dengan memasukkan komponen budaya. Pengetahuan budaya apa dan budaya siapa yang tercermin dalam buku teks menjadi perhatian penting bagi akademisi. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis bagaimana budaya direpresentasikan dalam buku teks dan bagaimana guru menggunakan buku-buku teks tersebut dalam pembelajaran. Selain itu, penelitian ini juga meneliti pandangan guru tentang integrasi budaya dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas.
Penelitian ini merupakan studi kasus kualitatif. Partisipan penelitian ini adalah guru bahasa Inggris kelas VII SMP yang telah menerapkan integrasi budaya di kelas Bahasa Inggris. Selain itu, mereka juga menggunakan buku teks Bahasa Inggris “When English Rings A Bell” yang diterbitkan oleh Kemendikbud RI (2017) sebagai buku wajib; dan buku English on Sky 1 yang didistribusikan oleh salah satu penerbit di Indonesia, Erlangga (2017) dan Global English Coursebook 7 yang diterbitkan oleh penerbit internasional, Cambridge (2014) sebagai buku-buku suplemen. Data diperoleh melalui analisis buku teks, observasi kelas, dan wawancara untuk menjawab rumusan masalah yang ada pada penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku teks Bahasa Inggris “When English Rings A Bell” untuk Kelas 7 memiliki budaya sumber yang dominan dibandingkan dengan budaya target dan budaya internasional. Serupa dengan hal tersebut, salah satu buku teks pelengkap, English on Sky 1, cenderung lebih menekankan pada budaya sumber. Buku teks pelengkap kedua, Global English Coursebook 7, didominasi oleh budaya internasional. Sedangkan dimensi budaya yang dominan pada buku-buku tersebut adalah products and persons. Terkait dengan penggunaan buku teks Bahasa Inggris oleh guru dalam praktik mengajar terdapat tiga tujuan mengadaptasi buku teks wajib: untuk memberikan instruksi tambahan, untuk mengubah urutan isi buku teks, dan untuk menyesuaikan latihan yang diberikan kepada siswa. Dalam mengintegrasikan budaya dalam pembelajaran, guru menerapkan empat tahapan: construction, connection, interaction, dan reflection.
Karena budaya sumber adalah bagian terpenting dari konten budaya dalam buku teks, guru menggunakan buku teks lain untuk menyeimbangkan pengetahuan budaya siswa dan membantu mereka belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang dari budaya lain. Oleh karena itu, penting untuk membuat kebijakan yang lebih baik tentang betapa pentingnya memasukkan aspek budaya dalam kelas Bahasa Inggris. Selain itu, melaui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah Indonesia dapat memberikan pelatihan tentang cara mengintegrasikan budaya ke dalam pengajaran sehingga mereka dapat mengajar dengan lebih efektif. Hal lain yang dapat dilakukan untuk memudahkan guru menggunakan referensi budaya di kelas dengan memberikan fasilitas yang mereka butuhkan.
ABSTRACT
Dian Novita. 2022. Cultural Representations in English as A Foreign Language (EFL) School Books: Textbook Analysis and Its Usage. Dissertation, Study Program of Language and Literature Education, Postgraduate Program of Universitas Negeri Surabaya. Advisors: (I) Dr. Oikurema Purwati, M.EngGradDip., M.AppL. and (II) Syafi’ul Anam, M.Pd., Ph.D.
Keywords: Cultural Representations, Textbook Analysis, EFL, Cultural Integration, Teachers’ Practice
In the context of ELT, textbooks contribute significantly to English language acquisition. Books promote learning in this instance by allowing students to internalize language acquisition and by incorporating cultural components. What cultural knowledge and whose culture are reflected in textbooks becomes a crucial concern for academics. As a result, it is critical to discover how cultures are represented in Indonesian school books and how the teachers use the textbooks in their teaching practice. Besides, the study reveals the teachers’ perspective on incorporating culture into ELT classes.
The study is a qualitative case study. The research participants were English teachers who taught the seventh grade at junior high school and had implemented the integration of culture in the EFL classrooms. Additionally, they utilized the EFL textbook Bahasa Inggris “When English Rings A Bell” published by the Indonesian MoEC (2017) as the primary source, English on Sky 1 distributed by an Indonesian publisher, Erlangga (2017), and Global English Coursebook 7 published by an international publisher, Cambridge (2014) as the supplementary ones. The data was obtained through textbook analysis, classroom observations, and interviews to meet the present study’s research questions.
The study results indicate that the textbook, Bahasa Inggris “When English Rings A Bell” for Grade 7, reveals the predominance of source culture compared to target and international cultures. Similarly, one of the supplementary textbooks, English on Sky 1, emphasizes the source culture. The second additional textbook, Global English Coursebook 7, tends to reflect international culture. For the cultural dimensions: products and persons predominate in the books. Regarding teachers utilizing the EFL textbooks in their teaching practice, there are three goals of the required textbook adaptation: to offer additional instruction, to alter the contents, and to modify the task. The teachers use four stages: construction, connection, interaction, and reflection to integrate the culture into their teaching.
Since the source culture is an essential part of the cultural content in the textbook, teachers use other books to balance the students’ cultural knowledge and help them learn how to communicate with people from different cultures. Therefore, it is essential to make a better policy about how important it is to include cultural aspects in ELT classes. Also, through the MoEC, the Indonesian government could provide training for teachers relating to cultural integration to make them teach more effectively. Another thing that could do to make it easier for teachers to use cultural references in their classes is to give them the tools and resources they need.