Resistensi Santri Pada Fatwa Kiai
(Studi Fenomenologi di Pondok Pesantren Sunan Drajat)
Pondok pesantren merupakan tempat belajar santri menimbah ilmu pengetahuan dan keagamaan, mereka tinggal di
pondok pesantren untuk mempelajari mengenai kehidupan sehari-hari, namun dewasa ini pondok pesantren termasuk
ke dalam area kampanye tokoh politik untuk mencari suara, karena dalam pondok pesantren identik jika para santri
akan patuh terhadap fatwa Kiai, hal ini dijadikan dalih untuk mencari suara bagi aktor politik sehingga Pondok
pesantren dijadikan area kampanye dalam pesta demokrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi anjuran
Kiai terhadap santri mengenai pilihan politik tahun 2019, mengetahui respon santri dan menganalisis motif santri
dalam pemilihan Presiden tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan menggunakan
pendekatan Fenomenologi. Teori Alfred Schutz digunakan untuk mengetahui motif santri melakukan resistensi terhadap
fatwa Kiai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa alasan santri melakukan resistensi yaitu keluarga santri
yang mendukung pasangan calon lain, dan santri yang merasa terganggu dengan adanya kampanye di lingkungan
Pondok Pesantren. santri mengatakan bahwa pondok pesantren sering dikunjungi oleh aktor politik untuk meminta doa
kepada Kiai, dan dilanjutkan dengan kampanye saat proses belajar mengajar berlangsung. Kiai memberi anjuran
untuk memilih salah satu pasangan calon yaitu Prabowo Subianto, namun dalam realitanya santri melakukan resistensi
dengan memilih pasangan calon yang mereka yakini. Kata Kunci: Resistensi, Pondok pesantren, pemilihan Presiden, Politik
Islamic boarding schools are places where students learn to gain knowledge and religion, they live in Islamic boarding
schools to learn about everyday life, but nowadays Islamic boarding schools are included in the campaign area of
political figures to seek votes, because in Islamic boarding schools it is identical if the students will obeying the Kiai's
fatwa, this is used as an excuse to seek voices for political actors so that Islamic boarding schools are used as
campaign areas in democratic parties. This study aims to identify the Kiai's recommendations for students regarding
political choices in 2019, knowing the responses of students and analyzing the motives of students in the 2019
presidential election. This study uses a qualitative method using a phenomenological approach. Alfred Schutz's theory
was used to find out the motives of the santri to resist the Kiai's fatwa. The results showed that there were several reasons why students did resistance, namely the family of students who supported other pairs of candidates, and
students who felt disturbed by the campaign in the Islamic boarding school environment. santri said that the Islamic
boarding school was often visited by political actors to ask for prayers from the Kiai, and continued with campaigns
during the teaching and learning process. Kiai gave advice to choose one of the pairs of candidates, namely Prabowo
Subianto, but in reality the students did resistance by choosing a candidate pair they believed in. Keywords: Resistance, Islamic boarding schools, President's Choice, Politics. Abstrak