Biomassa
adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa
produk maupun buatan. Biomassa tempurung kelapa dapat dimanfaatkan lebih
optimal, yaitu sebagai sumber energi alternatif dengan cara gasifikasi.
Gasifikasi adalah suatu proses konversi bahan bakar padat (biomassa) menjadi syngas . Proses
gasifikasi terdiri dari beberapa peralatan utama, yaitu gasifier , blower, cyclone ,
dan reactor trapping . Reactor trapping berfungsi sebagai
penyaring akhir syngas dengan
menggunakan air melalui nozzle spray
water , agar syngas yang dihasilkan
lebih bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diameter
lubang nozzle spray water terhadap kualitas
nyala api dan kuantitas flammable syngas .
Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen, dan metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif
kuantitatif. Data yang dihasilkan merupakan data hasil pengujian di lapangan.
Vairabel bebas pada penelitian ini adalah diameter lubang nozzle spray water pada reactor trapping sebesar 0,4 mm, 0,3 mm,
dan 0,2 mm, sedangkan variabel terikatnya adalah tinggi nyala api, temperatur
nyala api, visualisasi warna nyala api, dan kuantitas flammable syngas ( H2 ,
CO, dan CH4 ). Instrumen penelitian yang
digunakan yaitu timbangan, anemometer, box
acrylyc, thermocouple , thermocontrol ,
kamera, dan kromatografi gas.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tinggi nyala api pada diameter lubang nozzle
spray water 0,4 mm, 0,3 mm, dan 0,2 mm masing-masing adalah 23 cm; 23 cm;
dan 24 cm; rata-rata temperatur nyala api masing-masing sebesar 471 °C;
504°C; dan 534°C; visualisasi warna nyala api secara keseluruhan berwarna
jingga; dan hasil kuantitas flammable
syngas (H2 ,
CO, dan CH4 ) masing-masing dengan total sebesar
22,16%; 22,87%; dan 23,62%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diameter
lubang nozzle spray water pada reactor trapping berpengaruh terhadap
kualitas nyala api dan kuantitas flammable
syngas .
Kata kunci:
tempurung kelapa, gasifikasi, downdraft ,
nozzle spray water, reactor trapping