PRAKTIK KEKERASAN SIMBOLIK PADA TRADISI BANTENGAN MOJOKERTO

THE PRACTICE OF SYMBOLIC VIOLENCE IN THE MOJOKERTO BULLION TRADITION

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tindak kekerasan yang dilakukan secara lembut oleh para pelakunya atau dapat disebut oleh kekerasan simbolik. Korban kekerasan simbolik tidak menyadari bahwa dirinya berada pada kasus kekerasan. Oleh sebab itu, peneliti berupaya mengunggkap kekerasan simbolik pada tradisi Bantengan. Hal tersebut sebagai upaya mengedukasi masyarakat untuk bangkit dan sadar atas praktik kekerasan simbolik yang menjadi habitus masyarakat. Pada penelitian ini peneliti ingin mengakaji lebih dalam tentang habitus, arena, dan kekerasan simbolik masyarakat Desa Sajen terhadap budaya khususnya tradisi Bantengan. Bourdieu menjelaskan bahwa salah satu pembentuk habitus adalah faktor sejarah. Berdasarkan hasil temuan data dapat disimpulkan bahwa habitus yang terbentuk di Desa Sajen dibentuk oleh faktor Sejarah dan kondisi lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode etnometodologi dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori kekerasan simbolik yang disampaikan oleh Pierre Bourdieu. 

This research is motivated by acts of violence that are carried out gently by the perpetrators or can be called symbolic violence. Victims of symbolic violence do not realize that they are in cases of violence. Therefore, researchers seek to uncover symbolic violence in the Bantengan tradition. This is an effort to educate the public to wake up and be aware of the practice of symbolic violence which has become the habitus of society. In this study, the researcher wanted to examine more deeply about the habitus, arena, and symbolic violence of the people of Sajen Village towards culture, especially the Bantengan tradition. Bourdieu explained that one of the habitus formations is the historical factor. Based on the findings of the data it can be concluded that the habitus formed in Sajen Village was formed by historical factors and environmental conditions. This study uses an ethnomethodological method with a qualitative approach. The theory used is the theory of symbolic violence presented by Pierre Bourdieu.