Penilaian adalah sistem yang kuat yang mengambil peran penting dalam sisi pendidikan untuk mengajar bahasa Inggris di sekolah, apakah itu di tingkat dasar atau menengah. Pedoman untuk menentukan penilaian yang tepat didasarkan pada tujuan yang mencakup tingkat kognitif dalam Taksonomi Bloom terutama dalam keterampilan berbicara sebagai keterampilan utama di antara yang lainnya. Dengan demikian, pemerintah mewajibkan guru untuk menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam penilaiannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki cara guru memicu kemampuan siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan dalam hal HOTS; HOTS para siswa setelah mereka dipicu dengan menggunakan presentasi lisan dalam eksposisi analitis lisan; dan persepsi siswa terhadap presentasi lisan dalam paparan analitis lisan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menyajikan data melalui deskripsi dan penjelasan kata jika menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) untuk eksposisi analitis lisan dalam penilaian presentasi lisan. Penelitian ini menggunakan observasi partisipan, catatan lapangan, dan wawancara terstruktur untuk teknik pengumpulan data. Pengamatan partisipan dan catatan lapangan adalah untuk kegiatan di kelas, dan wawancara terstruktur untuk menggali persepsi siswa terhadap presentasi lisan dalam paparan analitis lisan. Beberapa instrumen juga digunakan dalam penelitian ini seperti lembar observasi, catatan lapangan, dan pedoman wawancara.
Temuan menunjukkan bahwa guru mengangkat kompleksitas pertanyaan yang berkaitan dengan garis besar yang disajikan. Pertanyaan terkait dengan tingkat kognitif dalam taksonomi Bloom, seperti menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Namun, setiap garis besar memiliki proporsi pertanyaan yang berbeda. Dengan demikian, kontradiksi pertanyaan tergantung pada garis besar konten sejalan dengan struktur generik teks eksposisi analitis. Untungnya, pertanyaan yang diajukan oleh guru sangat membantu, yang membuat siswa menguraikan ide-ide mereka menjadi penjelasan analitis penuh yang baik, bahkan tidak semua pertanyaan yang diajukan oleh guru diuraikan dengan benar. Selain itu, para siswa telah menyatakan beberapa pertanyaan relevansi berdasarkan konten mereka, dan mendiskusikan pertanyaan mereka ketika mereka mempresentasikan eksposisi analitis yang diucapkan dengan anggota lain. Untuk yang terakhir, persepsi siswa terhadap presentasi lisan dalam eksposisi analitis lisan sepenuhnya positif karena mereka menyatakan bahwa mereka dapat berbagi ide-ide mereka dan memiliki pemahaman yang lebih baik.
Singkatnya, menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) ke eksposisi analitik lisan dalam presentasi lisan dapat meningkatkan wawasan siswa dalam eksposisi analitis lisan karena mereka juga bisa mendapatkan ide-ide berguna dari pertanyaan guru untuk menguraikan ide-ide mereka dalam membuat eksposisi analitis lisan.
Assessment is a powerful system which takes an important role in education side for teaching English at schools, whether it is at primary level or secondary level. The guideline for determining appropriate assessment is based on objectives which cover the cognitive levels in Bloom’s Taxonomy especially in speaking skills as the major skills among others. Thus, the government supposed teacher to implement higher order thinking skills (HOTS) in its assessment. Therefore, this study aims at investigating the way teacher trigger students ability to analyze, evaluate and create in terms of HOTS; the students’ HOTS after they are triggered by using oral presentation in spoken analytical exposition; and students’ perceptions toward oral presentation in spoken analytical exposition.
This study employed a qualitative approach to present data through word description and explanations in case of applying the higher order thinking skills (HOTS) to spoken analytical exposition in oral presentation assessment. This study used participant observation, field notes, and structured interview for the data collection technique. The particpant observation and field notes were for activity in the classroom, and structured interview for probing students’ perception toward oral presentation in spoken analytical exposition. Some instruments were also used in this study such as observation sheet, field notes, and interview guidelines.
The findings showed that the teacher raised complexity questioning related to the outline presented. The questioning were regarding to the cognitive levels in Bloom’s taxonomy, such as analyze, evaluate and create. However, each outline had different proportion of questioning. Thus, the contradiction of questioning depended on the content outline in line with generic structure of analytical exposition text. Fortunately, the questioning raised by the teacher were helpful, which made the students elaborated their ideas into a good full spoken analytical exposition, even not all the questions raised by the teacher were elaborated properly. In addition, the students had stated some relevance questions based on their content, and discussed their questions when they presented the spoken analytical exposition with other members. For the last, students’ perceptions toward oral presentation in spoken analytical exposition were fully positive as they declared that they can share their ideas and had a better understanding.
In summary, applying the higher order thinking skills (HOTS) to spoken analytical exposition in oral presentation can enhance students’ insight in spoken analytical expositon as they also can get usefull ideas from teacher’s questioning to elaborate their ideas in making spoken analytical exposition.