Penelitian ini terkait dengan pameran Biennale Jatim sebagai produk seni rupa yang telah berjalan selama 14 tahun dan menjadi pusat sejarah perkembangan seni rupa Jatim. berdiri pada tahun 2005 di Taman Budaya Jatim. penyelenggaraan yang berawal dari pengembangan visi dan misi Taman Budaya Jatim sebagai gelar karya prestasi seni rupa. Penyelenggaraan Biennale Jatim berjalan 7 kali tetapi selalu mengalami pasang surut terkait OTK (Organisasi Tata Kerja) dan pendanaan. Penelitian ini fokus pada bagaiamana dasar penyelenggaraan Biennale Jatim, bagaiamana posisi Biennale Jatim dan bagaimana dampak Biennale Jatim pada perkembangan seni rupa di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan teori positioning, diferensiasi, art world, kontemporer, sosiologi seni, serta metode pendekatan observasi lapangan. Analisis dokumentasi berupa katalog hasil pemeran Biennale Jatim dan beberapa katalog biennale di indonesia. Dokumentasi yang lain berupa media online atau media offline menjadi penguat dan pelengkap data penelitian yang dibutuhkan. Data-data yang telah dikumpulkan dan direduksi menjadi informasi kemudian dikonfirmasi pada institusi yang terlibat. Metode wawancara dan konfirmasi data yang telah diperoleh sebelumnya merupakan tindakan untuk memvalidasi informasi sebagai data. Institusi terkait Biennale Jatim sepenuhnya menjadi sumber primer.
Berdasarkan data yang diperoleh Biennale Jatim memiliki karakteristik sebagai program pemerintah, merupakan program peningkatan atmosfir seni rupa kontemporer Jatim serta sebagai wadah sarana komunikasi dan apresiasi terhadap perkembangan medan sosial seni. Pendanaan penuh ditanggung pemerintah berdasarkan APBD Pemda Jatim/Dinas P dan K Jatim pada 2005 dan 2007 oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Jatim sampai sekarang. karakter pengelolaan dan penyelenggaraan Biennale Jatim berbeda dengan Jakarta Biennale dan Biennale Jogja. Penyelenggaraan Biennale Jatim mengacu pada UUD, surat keputusan Gubernur, proyek penunjang pendidikan dan program kerja Dinas. Biennale Jatim sebagai tempat memunculkan seniman pendatang baru dan kurator muda Jatim, serta berperan sebagai media pembelajaran strategi kebudayaan.
Dasar penyelenggaraan Biennale Jatim merupakan turunan kebijakan pemerintah. Posisi penyelenggaraan Biennale Jatim adalah program pembinaan seni rupa Jatim. Biennale Jatim berfungsi sebagai pembelajaran dan pembentukan medan seni di Jatim. Penelitian ini perlu dikembangkan terkait konsep wacana dan praktik penyelenggaraan Biennale Jatim.
This research is related to the exhibition of Jatim Biennale as a fine art product that has been running for 14 years and becomes historical center of the development of East Java's fine arts. Established in 2005 in the East Java Cultural Park. The organizing began with the development of the East Java Cultural Park vision and mission as a work of art achievement. The implementation of Jatim Biennale has been held for 7 times and had dynamic experiences for ups and downs especially for Organization of Work Procedures and funding. This research focuses on how the basic implementation of the East Java Biennale, how the position of Jatim Biennale and how the impact of Jatim Biennale on the development of fine arts in Indonesia.
This research uses positioning theory, differentiation, art world, contemporary, art sociology, and field observation approach method. Analysis of documentation in the form of a catalog of the results of Jatim Biennale and several biennale catalogs in Indonesia. Other documentation such as online media or offline media will strengthen and complement the research data needed. Data that has been collected and reduced to information is then confirmed at the institution involved. Interview method and confirmation of data that has been obtained previously is an action to validate information as data. Institutions related to Jatim Biennale are entirely the primary sources.
Based on data obtained by Jatim Biennale, it has characteristics as a government program, a program to improve the atmosphere of East Java's contemporary art as well as a means of communication and appreciation of the development of the social field of art. Full funding is borne by the government based on the Regional Government of East Java Regional Budget/East Java Regional Office of P dan K in 2005 and 2007 by the East Java Culture and Tourism Office. the character of management and organization of Jatim Biennale is different from Jakarta Biennale and Jogja Biennale. The implementation of Jatim Biennale refers to the Constitution, Governor's Decree, education support projects and the Office's work program. Jatim Biennale as a place for emerging new artists and young curators of East Java, as well as a role as a medium for learning cultural strategies
The basis for organizing Jatim Biennale is a derivation of government policy. The position of organizing Jatim Biennale is the East Java visual arts development program. Jatim Biennale serves as learning and forming of the art field in East Java. This research needs to be developed related to the concept of discourse and the practice of Jatim Biennale.