ABSTRAK
Aprilisti. R. 2019. Maintaining First Language in Mixed Marriage Parents: A Case Study of Korean-African Family Living in America. Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: Slamet Setiawan.
Kata Kunci: Pemeliharaan Bahasa, pernikahan campuran, keluarga bilingual, akuisisi multibahasa, dan kebijakan orang tua.
Fenomena pernikahan campuran sangat menarik dalam Linguistik. Perbedaan bahasa antara istri dan suami menjadikan mereka sebagai keluarga bilingual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana orang tua yang tinggal di komunitas bahasa kedua mempertahankan bahasa minoritasnya dan bagaimana menangani bahasa anak. Sikap positif orang tua terhadap bahasa pertama terkadang menjadi masalah besar. Selain itu, komunikasi di rumah dan bahasa anak-anak tergantung pada kebijakan orang tua.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan kasus keluarga Korea-Afrika yang tinggal di Amerika yang memiliki dua anak perempuan, fokusnya adalah istri Korea yang dilakukan dengan menganalisis video dari saluran You Tube keluarga mereka. Dokumentasi adalah metode utama dan satu-satunya dalam mengumpulkan data dari informan untuk mendapatkan jawaban terkait rumusan masalah. Terkait dengan fenomena ini, penelitian ini adalah studi kasus yang ditujukan untuk mengungkap cara-cara pemeliharaan dan strategi untuk menangani bahasa anak-anak, berkenaan dengan bahwa mereka tinggal di negara multikultural.
Hasilnya menunjukkan bahwa istri yang berasal dari Korea berhasil mempertahankan bahasa pertamanya dan juga budayanya. Dia bahkan berhasil melanjutkan bahasa Korea ke generasi berikutnya yaitu putrinya. Anak perempuannya mengalami penguasaan bahasa pertama dua bahasa (BFLA), yang memperoleh dua bahasa sebagai bahasa pertama mereka. Strateginya untuk berbicara bahasa Korea dan bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa suaminya sejak mereka masih anak-anak di rumah sangat efektif untuk menjadikan anak-anak bilingual. Selain itu, ini juga merupakan cara paling efektif dalam mempertahankan bahasa pertamanya meskipun dia tinggal jauh dari tanah air dan komunitas Korea. Namun, mereka tidak berhasil membuat anak perempuan mereka multi-bahasa karena suaminya tidak memiliki sikap positif terhadapnya. Ini adalah bukti bahwa sikap positif orang tua memainkan peran penting dalam berurusan dengan bahasa anak-anak. Temuan lain menunjukkan bahwa seorang ibu mendominasi dalam membuat keputusan tentang bahasa anak-anak dan aturan dalam menggunakan bahasa dalam kasus perkawinan campuran orang tua, karena ibu adalah orang yang mengambil kendali atas segala sesuatu dan sering berhadapan dengan anak-anak. Kesimpulannya menemukan strategi yang efektif untuk mempertahankan bahasa pertama dan menangani bahasa anak-anak diperlukan dalam fenomena pernikahan campuran. Karenanya, sikap positif terhadapnya harus kuat dan konsisten agar berhasil melewati masalah itu.
Aprilisti. R. 2019. Maintaining First Language in Mixed Marriage Parents: A Case Study of Korean-African Family Living in America. Language and Literature Department, Surabaya State University. Advisor: Slamet Setiawan.
Keywords: Language Maintenance, mixed marriage parents, bilingual family, multilingual acquisition, and parents policy.
Phenomenon of mixed marriage parents is very interesting in Linguistics. The language difference between the wife and husband leads them as a bilingual family. This study is aimed to identify how the parent who lives in second language community maintains her minority language and how to deal with the children languages. The parent positive attitude towards the first language sometimes becomes a big problem. Moreover, the communication network at home and the children’s languages is depending on the parents’ policy.
This study applies descriptive qualitative method with a case of Korean-African family living in America who has two daughters, the focus is Korean wife which was conducted by analysed the videos of their family You Tube channel. Documentation was the main and only method in collecting data from the informant in order to get the answer for research questions. Connected to this phenomenon, this study is a case study which is devoted to reveal the ways of maintenance and the strategy to deal with the children’s languages, concerning that they live in multicultural country.
The result shows that the Korean wife is succeed in maintaining her first language and also her culture. She even succeeds in continuing Korean language to the next generation that is her daughters. Her daughters experience bilingual first language acquisition (BFLA), who acquires two languages as their first language. Her strategy to speak Korean as her language and English as one of her husband languages since they were kids at home domain is effective to transform the bilingual children. In addition, it is also the most effective way in maintaining her first language even though she lives far away from homeland and the community. However, they unsuccessful in making their daughters multilingual because of her husband’s doesn’t have positive attitude toward it. This is an evident that parents’ positive attitude plays the important role in dealing with the children’s language. Another finding shows that a mother dominates in making decision about the children’s languages and the rules in using language in case of mixed marriage parents, because mother is a person who takes control over everything and faces the children frequently.
In conclusion find the effective strategy to maintain the first language and deal with the children’s languages is necessary in mixed marriage phenomenon. Hence, the positive attitude toward it has to be strong and consistent in order to success in passing that problem.