Penerapan Metode Hafalan Putaran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Hafalan Al-Qur’an Santri Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Sulaimaniyah Surabaya

Application of the Round Reciting Method in an Effort to Improve Students' Al-Qur'an Memorizing Results at Tahfidzul Qur'an Islamic Boarding School Sulaimaniyah Surabaya

Metode hafalan putaran merupakan salah satu metode menghafal Al-Qur’an yang digunakan saat menghafalkan Al-Qur’an. Metode ini sudah ada dan sudah digunakan sejak zaman kekhilafaan Turki Utsmani masih memimpin. Salah satu lembaga yang menggunakan metode ini sebagai metode dalam hafalannya adalah lembaga pondok pesantren sulaimaniyah yang berpusat di Turki dan sudah menyebar di seluruh penjuru dunia, dan salah satunya yakni di Indonesia, terkhusus di pondok pesantren tahfidzul Qur’an Sulaimaniyah Surabaya. Analis data yang diguanakan peneliti adalah dengan cara pendekatan deskriptif kualitaf, dimana deskripiti kualitatif ini menggambarkan, menjabarkan, ataupun mendeskripsikan suatu situasi dilapangan atau situasi dari berbagai variable. Penelitian ini bertujuan untuk  memberikan gambaran mengenai penerapan metode hafalan putaran dalam upaya meningkatkan hasil hafalan Al-Qur’an santri pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Sulaimaniyah Surabaya dan factor pendukung ataupun factor penghambat dari penerapan metode hafalan putaran dalam upaya meningkatkan hasil hafalan Al-Qur’an santri pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Sulaimaniyah Surabaya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa metode ini merupakan metode yang unik yang sudah ada sejak zama Turki Utsmani masih memimpin. Selain itu, dalam proses menghafalkannya, dimana proses menghafalkannya dengan cara memulai hafalan dari halaman terakhir setiap juz yang ada dalam Al–Qur’an. Ketika sudah tuntas seluruh halaman terakhir di setiap juz nya, maka itu sudah tuntas satu putaran. Proses ini terus dilakukan hingga sudah mencapai halaman awal di setiap juz dalam Al–Qur’an, dan itu sudah mencapai 20 putaran dimana 20 putaran berarti telah tuntas menhafalkan 30 Juz dalam Al–Qur’an. Setidaknya para santri mampu menghaflkan Al-Qur’an menggunakan metode hafalan ini dapat menghafalkan Al-Qur’an selama 3 tahun. Hasil kedua yang memaparkan factor penghambat dan pendukung dalam proses menghafalkan Al-Qur’an para santri adalah 1). Factor penghambat yang dialami santri dalam proses menghafalkan Al-Qur’an adalah kurang nya sabar, dan niat yang kurang tepat, sehingga dapat membuat santri tidak mampu mencapai target yang telah ditetapkan pondok. Selain kurang sabar dan niat yang kurang tepat, ada beberapa factor lain yang menjadi hambatan santri dalam proses menghafalkan Al-Qur’an, yakni tidak dapat restu orang tua, terjadi konflik batin ataupun konflik antara pribadi dengan pribadi lain, sehingga menimbulkan berbagai macam pikiran-pikiran yang mampu membuat santri tidak dapat konsestrasi dalam proses menghfalkan Al-Qur’an. 2). Factor penghambat ada beberapa factor pendukung yang mampu meningkatkan atau membantu santri agar lebih mudah dalam proses menghafalkan Al-Qur’an, yakni perbanyak dzikir, dan wirit dalam kehidupan, perbanyak do’an, perbanyak membaca Al-Qur’an dengan cara bin-nadhar atau dengan melihat tanpa menghafalkannya, makan makanan yang tidak mengandung unsur syubhat didalamnya, perbanyak interaksi dengan para abi/pendidik sebagai orantua kedua saat di pondok pesantren, sabar, dan juga perbaiki niat. Dengan factor-faktor tersebut, para santri akan lebih mudah dalam proses menghafalkan Al-Qur’an.

Kata Kunci: Penerepan metode hafalan, menghafal Al-Qur’an