Perlawanan atas Relasi Kuasa dalam Novel Everna: Rajni Sari Karya Andry Chang (Kajian Michel Foucault)
Resistance to Power Relations in the Novel Everna: Rajni Sari by Andry Chang (Michel Foucault Study)
Karya sastra merupakan sebuah tiruan dari realitas, sehingga karya sastra seringkali menghadirkan fenomena kehidupan berupa masalah-masalah sosial, salah satunya terjadinya praktik relasi kuasa. Dalam penelitian ini, masalah yang akan diangkat yaitu perlawanan atas relasi kuasa dalam novel Everna: Rajni Sari karya Andry Chang. Novel ini menghadirkan perlawanan atas relasi kuasa yang ditunjukkan oleh tokoh Lastika dan Rajni Sari. Perlawanan yang ditunjukkan yaitu berupa perlawanan terhadap relasi antara anak dan orangtua yaitu antara Calon Arang dengan Rajni Sari, serta perlawanan yang dilakukan oleh Lastika terhadap kekuasaan Raja Marakata dan budaya bias gender pada masa itu.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk relasi kuasa yang terdapat dalam novel Everna: Rajni Sari karya Andry chang serta mendeskripsikan perlawanan atas relasi kuasa yang terdapat dalam novel Everna: Rajni Sari karya Andry Chang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena menggunakan teks dalam novel Everna: Rajni Sari sebagai data utama, sedangkan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan mimetik karena membandingkan data dalam novel dengan data realitas yang ditemukan pada artikel, buku, atau dokumen lain yang mendukung masalah penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) bentuk relasi kuasa dalam novel Everna: Rajni Sari karya Andry Chang yaitu berupa relasi kuasa atas pikiran dan relasi kuasa atas tubuh. Bentuk relasi kuasa atas pikiran berupa dominasi pikiran, stigma dan kontrol pikiran. Bentuk relasi kuasa atas tubuh berupa kontrol tubuh sosial yang ditunjukkan oleh Raja Marakata dan raja Airlangga kepada Rakyat dan tubuh individu yang berupa kontrol individu yang dilakukan oleh tokoh; (2) terdapat perlawanan atas relasi kuasa yaitu berupa perlawanan terhadap relasi orangtua dan anak yang ditunjukkan oleh tokoh Sari dengan Lastika, serta perlawanan terhadap pemikiran berupa pemberontakan pada budaya patriarki yang dilakukan ol eh Calon Arang.
Literary works are a copy of reality, so literary works often present life phenomena in the form of social problems, one of which is the practice of power relations. In this research, the problem that will be raised is the resistance to power relations in the novel Everna: Rajni Sari by Andry Chang. This novel presents resistance to power relations shown by the characters Lastika and Rajni Sari. The resistance shown is in the form of resistance to the relationship between children and parents, namely between Calon Arang and Rajni Sari, as well as the resistance carried out by Lastika against the power of King Marakata and the gender-biased culture of that time.
The purpose of this study is to describe the forms of power relations contained in the novel Everna: Rajni Sari by Andry chang and describe the resistance to power relations contained in the novel Everna: Rajni Sari by Andry Chang. This research is a qualitative research because it uses the text in the novel Everna: Rajni Sari as the main data, while the approach used is the mimetic approach because it compares the data in the novel with the reality data found in articles, books, or other documents that support the research problem.
The results of this study show that: (1) the form of power relations in the novel Everna: Rajni Sari by Andry Chang is in the form of power relations over the mind and power relations over the body. The form of power relations over the mind is in the form of mind domination, stigma and mind control. The form of power relations over the body is in the form of social body control shown by King Marakata and King Airlangga to the people and the individual body in the form of individual control carried out by the characters; (2) there is resistance to power relations in the form of resistance to parent and child relations shown by Sari and Lastika, and resistance to thought in the form of rebellion against patriarchal culture carried out by Calon Arang.