WADUK TERTUA MASA HINDIA BELANDA: PEMBANGUNAN DAN MANFAAT WADUK PRIDJETAN DI LAMONGAN TAHUN 1910-1926
THE OLDEST RESERVOIR IN DUTCH EAST INDIES: DEVELOPMENT AND BENEFITS OF THE PRIDJETAN RESERVOIR IN LAMONGAN, 1910-1926
Pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam melakukan pembangunan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dari tanah jajahan. Selain itu, pembangunan juga dilakukan untuk menanggulangi masalah yang ada. Waduk Pridjetan dibangun karena kondisi daerah Pridjetan. Seringnya banjir di wilayah Pridjetan membuat infrastruktur seperti jalan, mengalami kerusakan. Lalu, banjir menyebabkan penduduk mengalami gagal panen akibat rusaknya ladang. Selain itu, kondisi tanah berkapur membuat irigasi daerah Pridjetan dilakukan sesuai kebutuhan. Pembangunan Waduk Pridjetan dinilai sebagai solusi yang cukup baik dari pemerintah Hindia Belanda.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperoleh beberapa rumusan masalah yaitu 1). Bagaimana pembangunan Waduk Pridjetan di Lamongan tahun 1910-1926, 2) Bagaimana manfaat Waduk Pridjetan di Lamongan tahun 1917-1926. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembangunan Waduk Pridjetan tahun 1910-1926 dan manfaatnya pada bidang irigasi pertanian, penanggulangan banjir dan budidaya perikanan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Untuk dapat memperoleh hasil yang baik pada skripsi ini, peneliti melakukan penelusuran sumber berupa arsip pembangunan waduk, majalah dan surat kabar pada masa itu, buku-buku yang berisi tentang pembangunan waduk dan irigasi pertanian, artikel, skripsi dan jurnal yang relevan.
Hasil pengkajian dari penelitian ini, berhasil memperoleh simpulan sebagai berikut. Pertama: Pemerintah Hindia Belanda membangun Waduk Pridjetan karena untuk membendung anak Sungai Bengawan Solo yaitu Sungai Pridjetan. Waduk dibangun pada lembah yang sangat luas dan menyempit. Pembangunan mulai dilakukan tahun 1910 dan berhasil disahkan tahun 1917 dengan menghabiskan biaya sebesar f 319.850. Waduk ini mulai beroperasi pada awal tahun 1918 yang bermanfaat untuk penanggulangan banjir, irigasi dan budidaya ikan. Adanya Waduk Pridjetan berhasil membawa dampak yang baik bagi penduduk dan pemerintah, yaitu meningkatkan hasil pertanian penduduk, banjir di daerah Pridjetan berkurang dan pendapatan penduduk dan pemerintah meningkat.
Kata Kunci: Waduk Pridjetan, Lamongan, Irigasi
The Dutch East Indies colonial government in carrying out development aims to increase income from the colonies. In addition, development is also carried out to overcome existing problems. The Pridjetan Reservoir was built because of the conditions in the Pridjetan area. Frequent floods in the Pridjetan area damage infrastructure, such as roads. Then, floods caused residents to experience crop failure due to damage to fields. In addition, the condition of the soil is calcareous, making irrigation in the Pridjetan area carried out as needed. The construction of the Pridjetan Reservoir was considered a fairly good solution by the Dutch East Indies government.
Based on this background, several problem formulations are obtained, namely 1). How was the construction of the Pridjetan Reservoir in Lamongan in 1910-1926, 2) What were the benefits of the Pridjetan Reservoir in Lamongan in 1917-1926. The purpose of this research is to find out how the Pridjetan Reservoir was built in 1910-1926 and its benefits in the fields of agricultural irrigation, flood prevention and fish cultivation. This study uses historical research methods which include heuristics, criticism, interpretation and historiography. To be able to get good results in this thesis, the researchers conducted a source search in the form of archives for the construction of reservoirs, magazines and newspapers at that time, books containing the construction of reservoirs and agricultural irrigation, relevant articles, theses and journals.
The results of the assessment of this study, succeeded in obtaining the following conclusions. First: The Dutch East Indies government built the Pridjetan Reservoir because it was to dam a tributary of the Bengawan Solo River, namely the Pridjetan River. Reservoirs are built in very wide and narrow valleys. Construction began in 1910 and was successfully approved in 1917 at a cost of f 319,850. This reservoir began operating in early 1918 which is useful for flood control, irrigation and fish farming. The existence of the Pridjetan Reservoir has had a good impact on the population and the government, namely increasing the agricultural output of the population, reducing flooding in the Pridjetan area and increasing the income of the population and the government.
Keywords: Pridjetan Reservoir, Lamongan, Irrigation