Otonomi Pembelajar dalam EFL: Persepsi, Paktek dan Prestasi Siswa Sekolah Menengah Atas

Learner Autonomy in EFL: Senior High School Students' Perception, Practices and Achievement

Abstrak

Sudarsono. 2020. Otonomi Pembelajar dalam EFL: Mengeplorasi prestasi, persepsi, dan praktik siswa Sekolah Menengah Atas. Program Pendidikan Bahasa dan Sastra, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Promotor: Prof. Dr. Lies Amin Lestari, M.A., M.Pd., dan co-Promotor: Slamet Setiawan, M.A., Ph.D

Istilah Kunci: otonomi pelajar, prestasi, persepsi dan praktek

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana persepsi siswa tentang pembelajaran otonom, untuk mengetahui praktik siswa tentang kegiatan pembelajaran otonom, dan untuk membuktikan apakah praktik pembelajaran otonom berkorelasi dengan prestasi bahasa Inggris siswa. Desain Survei Cross-sectional diterapkan untuk pertanyaan penelitian nomor satu dan dua. Sementara itu, pertanyaan penelitian ke-3 menerapkan Correlational Design yang bertujuan menghubungkan dua variabel yang berbeda, praktik pembelajaran otonom dan prestasi bahasa Inggris. Jumlah partisipan 111 orang yang diambil dari 221 siswa kelas IX IPA I-6 dengan menggunakan metode Proportionate Random Sampling sebagai partisipan soal penelitian satu, dua dan tiga; dan 12 partisipan diambil dari 111 partisipan dengan menggunakan metode Purposive Sampling untuk mengkonfirmasi temuan pertanyaan penelitian kedua.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk persepsi siswa mengenai otonomi peserta didik secara Mean, peringkat pertama untuk Political View dengan nilai Mean 24,90 dan kategori Kuat; Juara II Technical view dengan nilai Mean 20,68 dan kategori Kuat; ketiga ditempati oleh pandangan Psikologis dengan Mean 19,79 dan kategori Cukup, dan; yang terakhir masuk dalam pandangan Sosial dengan Mean 15,32 dan kategori Cukup. Pernyataan yang memiliki jumlah persepsi positif terbesar pertama diberikan kepada pandangan Psikologis (Otonomi berarti bahwa peserta didik dapat membuat pilihan tentang bagaimana mereka belajar) dan Pandangan teknis (tugas di luar kelas yang mengharuskan peserta didik untuk menggunakan internet mempromosikan otonomi peserta didik) . Jumlah respon positif terbesar kedua diberikan untuk pernyataan dalam pandangan Politik (Otonomi peserta didik dipromosikan ketika peserta didik dapat memilih bahan pembelajaran mereka sendiri). Persepsi positif terbesar terakhir diberikan pada pandangan Sosial (ruang kelas yang berpusat pada peserta didik memberikan kondisi ideal untuk mengembangkan otonomi peserta didik). Mengenai enam faktor LA yang telah dipersepsikan oleh peserta, jumlah persepsi positif terbesar pertama dimiliki oleh faktor Pendekatan Mengajar. Persepsi positif terbesar kedua diberikan untuk faktor Budaya. Persepsi positif terbesar ketiga diberikan untuk peran Guru. Sementara itu, tiga faktor terakhir yaitu faktor Prestasi Belajar, Kecakapan Bahasa Inggris dan Umur masing-masing mendapat jumlah persepsi positif terbesar keempat, kelima dan keenam. Persepsi positif peserta rata-rata tentang sangat baik.

Temuan kedua terkait persoalan praktik pembelajaran otonom yang dilakukan di dalam dan di luar kelas. Diketahui bahwa Mean dari faktor pendekatan Mengajar sebesar 7,87 dan dikategorikan Kuat. Empat faktor lainnya memiliki kekuatan Mean yang sama, yaitu Peran Guru (L: 13,32-Sedang), Usia (L: 9,05-Sedang), Budaya (L: 6,51-Sedang) dan Prestasi Belajar (L: 7,05-Sedang). AL yang paling sering dipraktikkan di dalam kelas adalah mengerjakan soal atau latihan. Posisi kedua dari aktivitas yang paling sering dipraktekkan adalah Swadaya. Mengikuti urutan ketiga, keempat dan kelima berturut-turut adalah Memanfaatkan Akses Internet, Meninjau Pelajaran dan Kegiatan Evaluasi Diri. Sedangkan kegiatan AL di luar kelas yang paling banyak mendapat praktik adalah Memanfaatkan akses internet; dan kemudian diikuti dengan kegiatan belajar di rumah, Memutuskan kegiatan belajar dan, Menetapkan rencana dan tujuan. 'Rata-rata, praktik AL peserta di dalam kelas lebih baik daripada praktik AL mereka di luar kelas. Pada umumnya di antara peserta berprestasi tinggi, berprestasi rata-rata dan peserta berprestasi rendah mempraktikkan kegiatan AL sesuai dengan tata tertib otonomi peserta didik di dalam dan di luar kelas. Mereka tidak melakukan praktek-praktek yang diatur dan dilaksanakan secara formal dan berbiaya tinggi seperti forum seminar atau konferensi. Mereka juga melakukan evaluasi diri dengan tujuan yang sama dengan yang dimiliki oleh mereka yang berprestasi tinggi dan sedang.

Temuan ketiga adalah bahwa hasil analisis statistik mengenai hubungan antara kegiatan belajar otonom siswa dengan kinerja bahasa Inggrisnya menunjukkan hubungan antar variabel memiliki nilai 0,737 dengan signifikansi 0,000. Nilai koefisien 0,737 berada pada kisaran 0,6 - 0,8 yang berarti memiliki hubungan yang kuat, sedangkan nilai signifikansinya 0,000 <0,05 yang berarti hubungan antar variabel signifikan. Temuan tersebut mengimplikasikan bahwa kegiatan belajar mandiri yang dilakukan oleh siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dapat meningkatkan prestasi bahasa Inggris siswa.

Penelitian ini memiliki beberapa implikasi, terutama bagi siswa, guru, dan sekolah. Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat yang sangat positif bagi mahasiswa khususnya dalam hal kemandirian dalam belajar dan pengetahuan yang lebih baik tentang konsep LA. Bagi para guru, mereka akan merasa terbantu untuk menerapkan kurikulum K-13 dengan lebih baik dan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi yang baik untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelenggarakan sistem pembelajaran online dan mandiri. Manfaatnya bagi sekolah, mereka akan memiliki beberapa model pembelajaran yang baik karena siswa dan guru sudah memiliki keyakinan positif tentang konsep LA yang memungkinkan mereka meningkatkan kualitas hasil belajar yang lebih baik.

Disarankan kepada para siswa, agar mereka memiliki kesadaran dalam menerapkan model pembelajaran ini agar mereka merasa lebih menyenangkan dalam belajar sendiri. Sekolah dan guru hendaknya menyediakan fasilitas belajar untuk mendorong kemandirian peserta didik dan mendorong guru mereka untuk menciptakan suasana belajar yang mendorong tumbuhnya kemandirian peserta didik di sekolah; dan bagi peneliti lain, mereka ingin melakukan penelitian lain dengan topik yang sama tetapi desain penelitian, subjek dan setting yang berbeda.

Abstract

Sudarsono. 2020. Learner Autonomy in EFL: Exploring Senior High School students’ achievement, perception and practices. The Program of Language and Literature Education, Postgraduate Program, Surabaya State University (UNESA). Promoter: Prof. Dr. Lies Amin Lestari, M.A., M.Pd., and co-Promoter: Slamet Setiawan, M.A., Ph.D

Key Terms: learner autonomy, achievement, perception and practices

            This research aims at explaining how the students’ perceptions regarding autonomous learning are, to know students’ practices regarding autonomous learning activities, and to prove whether autonomous learning practices correlates to students’ English achievement. Cross-sectional Survey Design was applied for research questions number one and two. Meanwhile, the research question 3 applied Correlational Design that aims at correlating two different variables, autonomous learning practices and English achievement. There were 111 participants taken from 221 students of Grade IX Science I-6 by using using Proportionate Random Sampling method as the participants of research questions one, two and three; and 12 participants taken from the 111 participants by using Purposive Sampling method to confirm the finding of research questions two.

           The finding of the research revealed that, regarding the students’ perceptions regarding learner autonomy by Mean, the first rank belonged to Political View with Mean value was 24.90 and it had Strong category; the second place belonged to Technical view with Mean value was 20.68 and it had Strong category; the third was occupied by Psychological view with Mean was 19.79 and it had Fair category, and; the last one belonged to Social view that its Mean was 15.32 and it had Fair category. The statements that had the first largest number of positive perceptions was given to Psychological view (Autonomy means that learners can make choices about how they learn) and Technical view (Out-of-class tasks which require learners to use the internet promote learner autonomy). The second largest number of positive responses was given to the statement in Political view (Learner autonomy is promoted when learners can choose their own learning materials). The last largest number of positive perceptions was given to Social view (Learner-centered classrooms provide ideal conditions for developing learner autonomy). Regarding the six LA factors that have been perceived by the participants, the first largest number of positive perceptions belonged to Teaching Approach factor. The second largest number of positive perceptions was given to Culture factor. The third largest number of positive perceptions was given to Teacher role. Meanwhile, the last three factors, Learning Achievement, English Proficiency and Age factors, got the fourth, fifth and sixth largest number of positive perceptions respectively. The average participants’ positive perceptions regarding was very good.

          The second finding is regarding the issue of autonomous learning practices performed inside and outside the classroom. It was found that Teaching approach factor’s Mean was 7.87 and it was categorized as Strong. The other four factor had the same strength of Mean, namely Teacher Role  (M:13.32-Fair), Age (M: 9.05-Fair), Culture (M: 6.51-Fair) and Learning Achievement (M: 7.05-Fair). The most frequently practiced of AL inside the classroom was Doing the test or exercise. The second position of the most frequently practiced activity was Self-assistance. The third, fourth and fifth followed respectively were Utilizing internet access, Previewing the lesson and Self-evaluation activities. Meanwhile, the AL activities outside the classroom that got the largest number of practices was Utilizing internet access; and then followed by At home learning activities, Deciding learning activity and, Setting plan and goal.’ On average, the participants’ AL practices inside the classroom were better than their AL practices outside the classroom.  In general, among the high achiever, average achiever and low achiever participants practiced AL activities in line with the order of learner autonomy principle inside and outside the classroom. They did not do some practices that were regulated and conducted formally and high cost such as the forum of seminars or conferences. The activity that involved entertainment and practical aspects, such as utilizing internet for learning, was practiced by all of the participants. They also made self-evaluation with similar purposes as the high and moderate achiever had.

        The third finding is that the result of statistical analysis regarding the relationship between the students’ autonomous learning activities and their English performances shows the relationship between variables has a value of 0.737 with a significance of 0.000. The coefficient value of 0.737 is in the range 0.6 - 0.8 which means it has a strong relationship, while the significance value is 0.000 <0.05, which means that the relationship between variables is significant. The finding implies that the autonomous learning activities performed by the students, either in the classroom or outside the classroom might improve the students’ English achievement.

        This research has several implications, especially for students, teachers and the school. The results of this study will provide very positive benefits for students, especially in terms of having independence in learning and better knowledge of LA concepts. For teachers, they will feel assisted to apply the K-13 curriculum better and can take this research result as a good reference to improve their ability of conducting online and independent learning system. The benefit for schools, they will have some good learning models due to students and teachers already have positive beliefs regarding the LA concept that enables them improve better quality of learning outcomes.

        It is recommended to the students, that they should awareness in applying this learning mode so that they can feel more enjoyable in learning on their own. The school and teachers should  provide learning facilities to foster learner autonomy and encourage their teachers to create a learning atmosphere that encourage the growth of learner autonomy in the school; and, to the other researchers, they are wished to conduct other research with similar topic but different research design, subjects and setting.