Kurikulum 2013 berbasis SKS bertujuan memfasilitasi murid dengan kecepatan belajar yang berbeda dan menjadikan murid belajar mandiri melalui UKBM (Unit Kegiatan Belajar Mandiri). Dengan tujuan tersebut, perlu diketahui sejauh mana kemandirian belajar siswa selama penerapan UKBM bahasa Jepang, dikarenakan bahasa Jepang merupakan salah satu pelajaran yang harus diajarkan dari konsep dasarnya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan UKBM bahasa Jepang dan kemandirian belajar siswa dalam penerapan UKBM tersebut yang dapat dijadikan bahan evaluasi. Untuk itu penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Boyolangu sebagai salah satu sekolah yang menerapkan UKBM dalam pembelajaran bahasa Jepang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pendekatan kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri 1 Boyolangu di mana kedua kelas tersebut dalam pembelajaran bahasa Jepang telah menggunakan UKBM. Data yang diperoleh menggunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Penerapan UKBM berjalan baik dilihat dari hasil observasi sebesar 75% dan hasil penilaian lembar check list sebesar 91,1% yang termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan Wakasek Kurikulum dan guru mata pelajaran bahasa Jepang didapatkan kesimpulan yaitu penerapan UKBM berjalan baik dan telah sesuai dengan petunjuk teknis oleh pemerintah. Kendala penerapan UKBM adalah mengenai jumlah yang harus dicetak oleh siswa. 2) Berdasarkan hasil angket tingkat kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Jepang termasuk dalam kategori baik sebesar 70,43%. Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Jepang, siswa dapat belajar mandiri dari skenario UKBM yang telah disusun oleh guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa dalam penerapan UKBM bahasa Jepang kelas X SMA Negeri 1 Boyolangu tahun ajaran 2018/2019 dapat dikatakan baik.
Kata kunci : Kemandirian Belajar Siswa, Penerapan UKBM, Pembelajaran Bahasa Jepang
Curriculum 2013 based on SKS aims to facilitate students with different learning speed and make students learn independently through the UKBM (Independent Learning Activity Unit). With this goal, it is necessary to know the extent of student learning independence during the application of UKBM in learning Japanese. Therefore, this study aims to determine the application of the Japanese language UKBM and student learning independence in the application of the UKBM. For this reason, the research was conducted at Boyolangu 1 Public High School as one of the schools implementing UKBM in learning Japanese.
This research is a qualitative research with a quantitative approach method. The subjects in this study were class X-1 and X-2 of SMA Negeri 1 Boyolangu where both classes in Japanese learning had used UKBM. Data obtained using questionnaires, interviews, observations, and documentation.
The results of the study are as follows: 1) The implementation of UKBM is running well seen from the observations of 75% and the results of the assessment list checklist of 91.1% which are included in the excellent category. Based on the results of interviews with the deputy principal of the curriculum section and Japanese subject teachers, it was concluded that the application of UKBM went well and was in accordance with the technical guidelines by the government.The obstacle for applying UKBM is the amount that students must print. 2) Based on the results of the questionnaire the level of student learning independence in Japanese learning the material "Jikan" (じ か ん) is included in both categories by 70.43%. Based on interviews with Japanese language teachers, students can learn independently from UKBM scenarios that have been prepared by the teacher. Thus, it can be concluded that the independence of student learning in the application of Japanese language UKBM "Jikan" (じ か ん) class X SMA Negeri 1 Boyolangu in the 2018/2019 school is good.
Keywords: Student Learning Independence, Application of UKBM (Unit Kegiatan Belajar Mandiri), Japanese Language Learning