PERSEPSI MAHASISWA INTERSHIP TERHADAP PENGGUNAAN KEIGO DALAM DUNIA KERJA DI JEPANG PADA BIDANG PELAYANAN DARAT  (GROUND HANDLING) 

INTERSHIP STUDENTS' PERCEPTIONS OF THE USE OF KEIGO IN THE WORLD OF WORK IN JAPAN IN THE FIELD OF GROUND HANDLING. 

Persepsi Mahasiswa Intership terhadap Penggunaan Keigo dalam Dunia Kerja di Jepang pada Bidang Pelayanan Darat  (Ground handling)

ABSTRAK

Makalah ini berfokus pada penggunaan keigo (keigo)   dan persepsi terhadap norma dari sudut pandang mahasiswa magang di Jepang UNESA.  Di Jepang saat ini,  di mana jumlah penduduknya menurun,  jumlah pekerja asing  (orang yang datang untuk bekerja di Jepang dari luar negeri)  meningkat.  Namun,  mahasiswa tampaknya kurang memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang Jepang.  Hal ini dianggap penting untuk penanganan darat yang termasuk dalam industri jasa untuk membangun komunikasi yang lancar dan hubungan interpersonal melalui keigo.  Penelitian ini didasarkan pada ide dasar bahwa penting bagi mahasiswa untuk secara aktif mengambil kesempatan untuk berinteraksi dengan orang Jepang ketika mereka bekerja di Jepang di masa depan.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner  (masing-masing 19 mahasiswa)  dan wawancara  (masing-masing 4 mahasiswa) .  Hasilnya adalah sebagai berikut　70% berada dalam ‘kondisi baik’ dalam pemahaman mereka tentang kata sapaan.  Namun,  kata sapaan tersebut dipahami dalam rentang yang disederhanakan,  seperti [masu] dan [desu]. Dalam persepsi ucapan hormat,  57% responden merasa bahwa keigo (keigo)  membantu mereka untuk membangun hubungan yang cukup dengan orang Jepang,  sementara dalam praktik ucapan hormat,  75% menganggap keigo (keigo)  penting dalam kehidupan sehari-hari.  Hal ini terutama disebabkan oleh budaya Jawa yang menghormati status sosial.  Program magang membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang keigo.  Namun,  evaluasi keigo (keigo)  menunjukkan kurangnya peningkatan keigo (keigo)  sebesar 50%.  Oleh karena itu,  pengetahuan dasar dan praktik penggunaan serta kesadaran normatif bahasa hormat di Jepang masih kurang.

Sebagai kesimpulan,  penelitian ini menekankan pentingnya pelatihan praktis dan kesempatan untuk interaksi sosial untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam menggunakan keigo di lingkungan kerja.

Abstract 

This paper focuses on the perceptions and norms of Japanese internship university students at UNESA when using honorifics in the ground handling workplace. While the number of foreign workers is increasing due to Japan's shrinking population, university students feel that their opportunities to interact with Japanese people are limited. Through a questionnaire and interview survey, This research investigated the use and understanding of honorific expressions and the importance of their practice. The data collection methods used were questionnaires (19 students each) and interviews (4 students each). The results showed that 70% of the students have a "good state" of understanding of honorifics, but often remain limited to the basic [is] and [are]. In addition, 57% of students feel that honorifics help build relationships, and 75% consider honorifics to be important in their daily lives. This is thought to be a strong influence of Javanese culture. Internships contribute to an improved understanding of honorifics, but there are still challenges in practice. In conclusion, the importance of practical in-class learning and social interaction opportunities is emphasized to improve students' understanding and ability to use honorific language in the work environment.

Keywords: honorofic,perception,ground handling,intership