Konstruksi Sosial Masyarakat Plipir Tentang Shalat Jumat Berjamaah Di Masa Pandemi Covid-19
Plipir Community Social Construction About Friday Prayers in Congregation During the Covid-19 Pandemic
Tulisan ini membahas mengenai konstruksi sosial masyarakat plipir tentang praktik shalat jumat berjamaah di masa pandemi. Pemerintah Indonesia melakukan berbagai kebijakan untuk meminimalisir penyebaran covid-19 termasuk dalam melaksanakan ibadah shalat jumat, sehingga terjadi perubahan dalam tradisi keagamaan dan perilaku beragama masyarakat secara umum. Penelitian ini menggunakan konsep teoritik dari Peter L. Berger dengan tiga komponen yaitu eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan pendekatan fenomenologi dengan tujuan untuk mengungkap sebuah fenomena perilaku beragama yang terjadi di masyarakat plipir pada masa pandemi covid-19. Lokasi penelitian di Kecamatan Sidoarjo. Hasil penelitian mengenai fenomena tersebut adalah salat harus dilakukan sesuai dengan hukum dan syarat sah sebagai bentuk eksternalisasi dari Nabi Muhammad SAW dari hasil perintah Allah SWT untuk manusia terutama masyarakat muslim dan kemudian terinternalisasi secara kuat pada masyarakat di Dunia terutama pada masyarakat plipir melalui dakwah Nabi Muhammad SAW hingga para Wali, Ulama, Al-Qur’an dan Al-Hadist. Masyarakat melakukan objekitivitas kegiatan keagamaan terutama dalam menjalankan salat sesuai dengan kaidah, hukum dan syarat salat sah yang sudah tertuang dalam Al-Qur’an dan tanpa mengubah apapun walaupun dalam keadaan di masa pandemi.
This paper discusses the social construction of the plipir community regarding the practice of congregational Friday prayers during the pandemic. The Indonesian government has implemented various policies to minimize the spread of COVID-19, including carrying out Friday prayers, resulting in changes in religious traditions and religious behavior of the community in general. This study uses the theoretical concept of Peter L. Berger with three components, namely externalization, objectification and internalization. This study uses a qualitative method and uses a phenomenological approach with the aim of revealing a phenomenon of religious behavior that occurred in the plipir community during the covid-19 pandemic. The research location is in Sidoarjo District. The results of the research on this phenomenon are that prayers must be performed in accordance with the law and legal requirements as a form of externalization of the Prophet Muhammad SAW from the results of Allah's commands for humans, especially Muslim communities and then strongly internalized in people in the world, especially in the plipir community through the da'wah of the Prophet Muhammad SAW. to the Wali, Ulama, Al-Qur'an and Al-Hadith. The community carries out the objectivity of religious activities, especially in carrying out prayers in accordance with the rules, laws and conditions for valid prayers that have been stated in the Al-Qur'an and without changing anything, even during a pandemic.