Surabaya adalah kota yang memiliki beragam kesenian yang dijaga keeksisannya oleh setiap etnis. Salah satu dari banyak kesenian tradisional yang tetap dijaga eksistensinya adalah alat musik Guzheng. Seiring berjalannya era globalisasi, masyarakat memiliki atensi dan antusiasme terhadap Guzheng. Skripsi berjudul “Eksistensi Lembaga Kursus dan Pelatihan Rumah Kecapi Surabaya” membahas mengenai eksistensi beserta faktor pendukung yang membuat lembaga tersebut eksis hingga saat ini.

Penelitian ini fokus pada narasumber utama yaitu pendiri LKP bernama Ms. Olivia Meliana. Sumber data penelitian menggunakan konteks situasi sosial yang relevan, yaitu: LKP Rumah Kecapi Surabaya sebagai tempat (place), Ms. Olivia, Staff Menejemen dan Peserta Didik LKP sebagai pelaku (actor), Buku materi kursus dan dokumen mengenai aktivitas LKP sebagai arsip (paper). Teknik pengumpulan data dikaji melalui observasi partisipan-pasif-terstruktur dengan pertimbangan (1) peneliti sudah mendapat izin dari lembaga yang dituju dan (2) peneliti mengetahui topik yang akan dibahas dalam penelitian, dan (3) peneliti telah melakukan proses observasi secara sistematis.

Hasil penelitian meliputi keseluruhan eksistensi beserta faktor pendukung LKP Rumah Kecapi Surabaya yang mampu bertahan selama 12 tahun. LKP Rumah Kecapi Surabaya yang menjadi satu-satunya lembaga kursus mengajarkan Guzheng dinilai mampu bersaing dengan kursus musik konvensional lainnya di kota Surabaya melalui sisi keunikannya.

Surabaya is a city that has a variety of arts that are preserved by each ethnic. One of the many traditional arts whose existence is still maintained is the Guzheng music instrument. As the globalization era goes on, people have their attention and enthusiasm towards Guzheng. Research entitled "The Existence of Surabaya Rumah Kecapi Training Institute" discusses the existence and supporting factors that make the institution exist to date.

This research focuses on the main resource person, LKP founder named Ms. Olivia Meliana. The source of research data uses the context of relevant social situations, namely: LKP Surabaya Kecapi House as a place, Ms. Olivia, Management Staff, and LKP Students as Actors, Course material books and documents regarding LKP activities as archives (paper). Data collection techniques are examined through participant-passive-structured observation with the consideration that (1) the researcher has received permission from the destination institution and (2) the researcher knows the topics to be discussed in the study, and (3) the researcher has conducted a systematic observation process.

The results of the study include the overall existence along with supporting factors LKP Surabaya Rumah Kecapi that can last for 12 years. LKP Rumah Kecapi Surabaya, which is the only institution to teach Guzheng, is considered capable of competing with other conventional music courses in the city of Surabaya through its uniqueness.