PENGARUH HEAT CURING TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS MORTAR GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR ABU TERBANG KELAS C DAN NaOH 8 MOLAR

EFFECT OF HEAT CURING ON COMPRESSIVE STRENGTH AND POROSITY OF GEOPOLYMER MORTAR MADE FROM CLASS C FLY ASH AND NaOH 8 MOLARS

Bidang industri konstruksi di Indonesia adalah salah satu yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perekonomian di Indonesia. Meningkatnya kemajuan insfrastruktur yang akan dibangun membutuhkan material yang cukup banyak, maka produksi semen portland juga meningkat. Namun semen Portland merupakan material yang kurang ramah terhadap lingkungan. Maka alternatif yang digunakan sebagai pengganti material semen adalah abu terbang kelas C. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh heat curing terhadap kuat tekan dan porositas berbahan dasar abu terbang kelas C dan bahan aktivator menggunakan kombinasi sodium silikat dan sodium hidroksida dengan molaritas 8M. Proses heat curing dilakukan pada temperature 60℃, 80℃, 100℃ dengan variasi lama heat curing 3, 6, dan 24 jam. Perawatan geopolimer dengan suhu tinggi agar dapat mempercepat reaksi polimerisasi yang terjadi selama proses pengerasan. Hasil penelitian menunjukan bahwa lama heat curing mampu meningkatkan kuat tekan mortar geopolimer. Kuat tekan awal 7 hari 28,94 MPa, 14 hari 28,79 MPa, dan pada 28 hari mencapai 29,15 MPa dengan temperature 100℃ selama 24jam. Walaupun heat curing dapat meningkatkan kuat tekan mortar geopolimer, namun kuat tekan mortar geopolimer tanpa heat curing melebihi dari kuat tekan rencana.

Kata Kunci: Mortar, geopolimer, heat curing, kuat tekan, porositas

The construction industry in Indonesia is one that has a huge influence on the economy in Indonesia. Increasing the progress of infrastructure to be built is requires a lot of material, so portland cement production also increases. But Portland cement is a less environmentally friendly material. So the alternative used as a substitute for cement material is C class fly ash. The study aimed to determine the effect of heat curing on the compressive strength and porosity made from class C fly ash and activator materials using a combination of sodium silicate and sodium hydroxide with molarity 8M. The heat curing process is carried out at temperatures of 60°C, 80°C, 100°C with variations of heat duration of 3, 6, and 24 hours. Treatment of geopolymers with high temperatures is in order to accelerate the polymerization reaction that occurs during the hardening process. The results showed that long heat curing was able to increase the strength of the geopolymer mortar press. The initial strength at 7 days 28.94 MPa, 14 days 28.79 MPa, and at 28 days reached 29.15 MPa with a temperature of 100 ° C for 24 hours. Although heat curing can increase the compressive strength of a geopolymer mortar, the higher strength of the geopolymer mortar without heat curing also exceeds the design compressive strength.

Keywords: Mortar, geopolymer, heat curing, compressive strength, porosity